Sabtu 03 Mar 2018 09:14 WIB

Menyusuri Desa Wisata Kopi di Kotawaringin Barat

Desa ini menjadi satu dari sedikit daerah penghasil kopi jenis ini di Indonesia

Biji kopi Liberica yang akan diolah di Desa Wisata Kopi di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Keberdaan desa wisata ini menambah daya tarik wisata di Kalimantan Tengah, selain Tanjung Puting yang sudah dikenal luas.
Foto: ist/Sendy Aditya
Biji kopi Liberica yang akan diolah di Desa Wisata Kopi di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Keberdaan desa wisata ini menambah daya tarik wisata di Kalimantan Tengah, selain Tanjung Puting yang sudah dikenal luas.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTAWARINGIN BARAT -- Bicara soal kopi, Indonesia memang juaranya. Kopi dengan cita rasa terbaik tersebar di berbagai daerah tanah air. Sebut saja seperti kopi Gayo Aceh, Bali Kintamani, Kalosi Toraja dan lainnya.

Nah, jika anda sedang berkunjung ke Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, anda harus mencicipi kopi yang menjadi khas di kabupaten ini. Tepatnya di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Jika daerah lain merupakan penghasil kopi jenis Arabica dan Robusta, maka di sini adalah daerah penghasil kopi jenis Liberica. Desa Kumpai Batu Atas menjadi satu dari sedikit penghasil kopi jenis ini di Indonesia.

Di desa ini, wisatawan bisa menikmati secangkir kopi Liberica lengkap dengan pengalaman menyusuri kebun kopi. Uniknya, jika kebun kopi lainnya terkonsentrasi di satu lahan yang luas, maka di Desa Kumpai Batu Atas, pohon kopi tersebar di pekarangan rumah warga.

Melihat langsung pohon kopi yang ditanam di pekarangan rumah warga bakal jadi pengalaman yang mengasyikkan. Apalagi warga disana sangat rumah dan terbuka pada setiap wisatawan yang datang. Mereka tidak segan menjelaskan sedikit tentang sejarah pohon kopi yang mereka tanam.

Dan yang juga tak kalah serunya, melihat proses pengolahan kopi secara tradisional oleh warga.

photo
Seorang warga di Desa Wisata Kopi, Desa Kumpai Batu Atas tengah melakukan proses pengolahan kopi di rumahnya secara tradisional

"Selain disini, kopi Liberica juga tersebar di Jambi dan Bengkulu," ujar Kepala Desa Kumpai Batu Atas, Sarianto.

Ia mengatakan, berbeda dengan kopi jenis Arabica dan Robusta, kopi Liberica memiliki cita rasa tersendiri. Yakni lebih terasa karakter buah nangka setelah dicecap (after taste). Tidak terlalu pahit dan juga asam.

Menurut Sarianto, banyaknya kopi jenis ini tidak lepas  dari peran para transmigran pulau Jawa yang membawa pohon kopi saat bertransmigrasi ke daerah ini.

"Kopi jenis ini memang adalah yang paling kuat, dapat tumbuh di berbagai karakter tanah. Termasuk tanah gambut," jelasnya.

Untuk bisa menikmati sensasi kopi Liberica disini sangat mudah. Wisatawan bisa menghubungi agen perjalanan setempat atau datang langsung ke tempat. Nantinya para masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat yang sudah terbentuk siap melayani wisatawan.

photo
Biji kopi yang dihasilkan para warga di Desa Wisata Kopi, Desa Kumpai Batu Atas, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah

"Jaraknya hanya sekitar 17 kilometer. Dengan jalan yang mulus, anda hanya memerlukan waktu 20 menit untuk sampai dari pusat kota di Pangkalan Bun," ujarnya.

Selain menikmati wisata kopi Liberica, wisatawan juga bisa mengunjungi agrowisata kebun jeruk yang juga sudah dijadikan satu paket dengan wisata kopi. Di wisata ini wisatawan dapat menikmati sensasi memetik jeruk dari pohonnya langsung yang tersebar luas di hamparan luas kebuj jeruk.

"Untuk satu orangnya, harga paketnya Rp 300 ribu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement