REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Terapi nonfarmakologi atau terapi tanpa obat-obatan kini mulai dilirik oleh kalangan medis sebagai alternatif guna mengatasi gangguan kesehatan (sakit). Selain dapat dilakukan secara mandiri, beragam terapi non farmakologi, sejatinya telah akrab dan jamak ‘diwariskan’ oleh para orang tua sejak zaman dahulu.
Kendati sudah kerap dilakukan, beberapa terapi nonfarmakologi ini belum banyak disertai dengan kajian secara medis. Sehingga banyak yang belum tahu sejauhmana terapi non farmakologi ini bisa membantu.
Inilah yang mendasari kelompok Program Pendidikan Profesi NERS Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah, melakukan penelitian penggunaan parutan bawang merah untuk menurunkan demam.
Anggota kelompok Program Pendidikan Profesi NERS Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Unissula, Zaliman mengatakan, di kalangan ibu-ibu, pemanfaatan bawang merah untuk terapi non farmakologi ini lama dipraktikkan.
Meski, tidak mengetahui secara persis apa kandungan bawang merah, ibu-ibu segera memarut kemudian dibalurkan di bagian badan anaknya yang sedang menderita demam. Sebab kandungan minyak atsiri dalam bawang merah, dipercaya dapat membuat peredaran darah menjadi lebih lancar.
“Berangkat dari hal ini, kami melakukan semacam mini penelitian,” ujarnya, saat memaparkan penelitian berjudul ‘Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah’, di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Semarang, Jumat (2/3).
Ia juga menjelaskan, penelitian ini dilakukan di ruang perawatan anak selama tiga hari. Ada empat anak yang menjadi responden atau objek penelitian.
Kompres parutan bawang merah dilakukan secara bertahap, yakni 10 pertama dan 10 menit kedua. Dilakukan pengukuran suhu terlebih dahulu sebelum dilakukan terapi dan dua kali tiap 10 menit.
Dari hasil pengamatan, masih jelas Zaliman, didapatkan hasil berupa penurunan suhu sekitar 0,4 hingga 0.5 derajat Celcius.
“Terapi ini dilakukan dengan memarut bawang merah kemudian dibalurkan pada punggung atau perut. Bisa juga dicampurkan dengan minyak kayu putih atau zaitun,” kata dia.
Zaliman berharap, ke depannya akan ada terobosan baru mengenai penelitian manfaat parutan bawang merah ini.