REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagai salah satu destinasi wisata, Yogyakarta dinilai merepresentasikan Indonesia yang memiliki kekayaan seni budaya. Faktor inilah yang antara lain mampu menarik perhatian banyak kalangan dari dalam maupun luar negeri, untuk berkunjung dan berwisata.
"Sehingga, terbuka kemungkinan Yogyakarta menjadi salah satu destinasi yang akan dikunjungi peserta International Monetary Fund-World Bank Annual Meeting (IMF-WB AM) 2018 sebelum dan setelah pelaksanaan acara tersebut, pada Oktober 2018 mendatang," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto, Kamis (1/3).
Selain memiliki destinasi wisata yang indah, imbuhnya, Yogyakarta juga didukung pertumbuhan ekonomi yang baik. Ia melanjutkan, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah IMF-WB AM 2018 merupakan momentum yang baik untuk menunjukkan pada dunia akan leadership Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut juga merupakan bukti kepercayaan yang diberikan dunia internasional terhadap kemajuan yang dialami Indonesia. Indonesia dinilai memiliki indikator pertumbuhan yang baik dan memiliki fondasi kebijakan yang kuat tidak hanya dalam bidang ekonomi, namun juga dalam bidang perdagangan, investasi, budaya, dan pariwisata.
"Hal ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki perekonomian yang reformed, resilient, dan progressive yang mengarah pada tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, "kata Budi.
Dijelaskan, Voyage to Indonesia (VTI) merupakan tema besar dari serangkaian kegiatan yang menjadi persiapan penyelenggaraan sekaligus upaya optimalisasi manfaat dari kegiatan IMF-WB AM yang akan diselenggarakan di Bali.
Tujuan VTI yakni untuk menunjukkan kemajuan ekonomi, melakukan promosi pariwisata serta promosi perdagangan dan investasi Indonesia. IMF-WB AM 2018 akan dihadiri oleh perwakilan dari 189 negara anggota dan diperkirakan menghadirkan sekitar 15 ribu pengunjung ke Indonesia, yang berasal dari tokoh dan praktisi bidang ekonomi dan keuangan, organisasi, serta media massa internasional.