Rabu 28 Feb 2018 08:59 WIB

Mengapa Harga Buah-Buahan di Jepang Begitu Mahal?

Petani melakukan perlakuan khusus agar buah terjaga kualitasnya.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
 Ceri Sato Nishiki
Foto: Pixabay
Ceri Sato Nishiki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang selalu menjadi negara yang mengejar kesempurnaan. Tidak mengherankan jika obsesi yang sama ditemukan pada buah-buahan mereka, sehingga beberapa harganya membuat mata melotot.

Satu buah semangka berbentuk kotak di toko buah premium di Jepang harganya sebanding dengan 36 buah semangka bulat. Satu buah apel Sekai-Ichi yang diklaim apel terbaik di dunia dihargai 25 dolar AS atau Rp 357 ribu.

Berikut adalah contoh-contoh buah di Jepang yang dijual dengan harga yang bisa dibilang 'tak wajar' dilansir dari Luxury Insider, Rabu (28/2).

Ceri Sato Nishiki

Ceri ini berwarna anggur merah tua dengan cita rasa manis yang khas. Jepang memiliki satu variasi ceri populer, yaitu Sato Nishiki. Ceri ini pertama kalinya dibudidayakan petani Jepang, Eisuke Sato abad ke-20.

Sato Nishiki saat tumbuh biasanya dibungkusi plastik untuk melindunginya dari hujan yang menyebabkan kulit ceri pecah. Pohonnya diserbuki dan dipangkas dengan tangan, hanya menyisakan dua kuncup bunga dan satu tunas vegetatif yang diperbolehkan di setiap klaster tanamnya.

Saat buahnya mulai matang, petani akan memotongi daun di sekitarnya supaya ceri ini banyak mendapatkan sinar matahari.

Semangka berbentuk unik

Semangka berbentuk kotak pertama kali ditanam Tomoyuki Ono pada 1978. Dia ingin semangka lebih mudah disimpan di kulkas jika bentuknya persegi. Petani-petani di Jepang kemudian mengembangkan penanaman semangka kotak ini untuk memudahkan pengapalannya ke luar negeri.

Sayangnya harga semangka bentuk kotak ini sangat mahal, bahkan dua sampai tiga kali lebih mahal dari semangka biasa. Akhirnya semangka kotak ini lebih populer sebagai tanaman hias atau hadiah. Semangka kotak banyak dijual di toko buah premium di Shibuya.

Semangka kubus ini dijual dengan harga 158 dolar AS atau Rp 2,2 juta per buah di Tokyo. Petani Prefektur Kumamoto, Hiroichi Kimura menghabiskan tiga tahun untuk mengembangkan semangka berbentuk hati atau lambang cinta. Rasanya sangat manis, semanis bentuknya.

Mangga Taiyo No Tamago

Kulit mangga ini berwarna oranye dan bentuknya oval. Taiyo no Tamago berarti telur dari matahari. Mangga adalah buah-buahan tropis, sehingga petani-petani di Prefektur Miyazaki menumbuhkan semangka ini lebih mudah karena daerah ini terpapar cahaya matahari lebih lama dan kelembaban di sana tinggi.

Budidaya mangga ini dimulai 1986, namun butuh waktu hampir lima tahun untuk mendapatkan Taiyo no Tamago yang manis dan kulitnya tanpa noda. Kuncinya adalah membiarkan mangga ini jatuh alami ketika matang.

Petani menempatkan jaring khusus masing-masingnya di bawah buah yang matang untuk menangkap buah tersebut saat jatuh. Mangga Taiyo no Tamago sangat sehat karena kandungan gulanya terukur, hanya 15 persen setiap 350 gramnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement