REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Perkembangan tumbuh kembang anak menjadi perhatian utama setiap orang tua. Jamak terjadi, ukuran tumbuh kembang anak ini dilihat dari perkembangan tinggi badan.
Tak sedikit dari mereka (terutama ibu-ibu), membuat perbandingan tumbuh kembang anak ini dengan tinggi sang anak dengan teman sebayanya, yang sama jenis kelamin maupun umurnya.
Sehingga, jika sang anak lebih pendek (stunting) dari pada anak-anak sebayanya, maka para ibu ini bakal mengeluhkan, ‘adakah yang salah dengan perkembangan anaknya’.
Stunting saat ini selalu menjadi bahasan hangat di antara ibu-ibu. Namun ada baiknya, para ibu juga memahami beberapa hal yang penting diketahui sebelum terpapar oleh mitos keliru tentang stunting tersebut.
Ahli Gizi Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, Siti Nur Hidayati SGz, mengamini stunting memang bisa dipengaruhi oleh faktor ibu.
Ibu yang memiliki tinggi badan kurang dari 150 centimeter dan menikah kurang dari 19 tahun, cenderung akan melahirkan anak yang tergolong ‘pendek’, secara tinggi badan. “Sehingga, faktor ibu cenderung dominan soal stunting ini,” ujarnya Jumat (23/2).
Hida, sapaan akrab Siti Nur Hidayati, menyebutkan pertambahan berat badan selama hamil yang di bawah standar serta kurangnya asupan gizi, dapat memicu stunting pada buah hatinya.
Berikutnya, adalah faktor asupan gizi pada bayi yang baru dilahirkan. Menurutnya, upaya intervensi gizi untuk untuk balita, sebaiknya difokuskan pada kelompok 1.000 Hari Pertama Kehiduan (HPK).
“Yang meliputi 270 hari selama masa kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi dilahirkan,” ujarnya.
Periode emas
Periode ini disebutnya sebagai periode emas. Sampai dengan usia enam bulan, bayi sebaiknya diberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Baru berikutnya diberikan makanan pendamping sambil asupan ASI diteruskan.
Pun demikian dengan ibu hamil, juga penting mendapatkan asupan makanan yang baik. Sehingga diperlukan makanan tambahan yang sehat agar mendukung masa kehamilannya.
Hal lain yang juga perlu dilakukan agar anak terhindar dari stunting, adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Karena PHBS akan menurunkan risiko sakit.
Terutama sakit yang disebabkan oleh infeksi. “Karena kondisi ini dapat membuat energi untuk pertumbuhan anak dialihkan untuk ‘perlawanan’ tubuh saat menghadapi infeksi,” kata dia.