Jumat 23 Feb 2018 06:04 WIB

Mungkinkah Bayi Kehilangan Kolostrum Ibu?

Di usia 28 minggu ke atas ibu hamil kerap mengeluarkan cairan bening.

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Ibu menyusui bayinya
Foto: Republika/Prayogi
Ibu menyusui bayinya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ASI dalam bentuk kolostrum biasanya dikeluarkan ibu selama tiga hari pertama pascamelahirkan. Dalam beberapa kasus, cairan bening kekuningan ini bisa keluar hingga satu minggu pascamelahirkan.

Kolostrum merupakan makanan yang sangat baik untuk bayi baru lahir. Selain memiliki kandungan nutrisi tinggi yang diperlukan bayi, kolostrum juga memiliki sifat protektif yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

Di sisi lain, payudara sebagian ibu sudah mulai mengeluarkan cairan bening sejak masa kehamilan. Sebagian ibu mungkin merasa khawatir jika keluarnya cairan bening sejak masa kehamilan ini akan berdampak pada kolostrum yang habis lebih dulu sebelum bayi dilahirkan.

"Keluar atau tidaknya (cairan dari payudara) saat hamil, sama-sama normal," ungkap konselor laktasi dr Ameetha Drupadi dalam perayaan ulang tahun Orami yang ke-5, di Jakarta.

Ameetha mengatakan kelenjar ASI pada ibu hamil mulai membesar ketika memasuki usia kehamilan 28 minggu atau tujuh bulan. Beberapa ibu memiliki kelenjar ASI yang berlebih sehingga di masa-masa ini payudara ibu hamil bisa mengeluarkan cairan bening.

Terkait kolostrum, ibu yang mengeluarkan cairan bening saat hamil tak perlu khawatir. Alasannya, kolostrum baru akan keluar setelah proses melahirkan. Setelah kolostrum habis, ASI mulai mengalami perubahan warna menjadi lebih putih.

Oleh karena itu, ibu yang mengeluarkan cairan bening dari payudara saat hamil tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak perlu karena takut kehilangan kolostrum untuk anak mereka. Beberapa hal yang tak perlu dilakukan ini misalnya memompa payudara dan menyimpan cairan bening yang keluar saat hamil.

"Ketika hamil keluar cairan bening (di payudara), tidak apa-apa. Tidak usah diapa-apain," terang Ameetha.

Jika keluarnya cairan bening dari payudara selama hamil memberi rasa tidak nyaman, Ameetha mengatakan ibu hamil tidak boleh melakukan pijatan di area payudara. Pemberian pijatan dikhawatirkan dapat memicu kontraksi kehamilan.

"Paling kalau merasa tidak nyaman dikompres hangat," jelas Ameetha.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement