Senin 19 Feb 2018 16:43 WIB

Tema Pengungsi Warnai Festival Film Berlin 2018

Terinspirasi dari film dokumenter maupun adaptasi dari novel.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Yudha Manggala P Putra
Festival film internasional Berlinale di Berlin, Jerman
Festival film internasional Berlinale di Berlin, Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN -- Pengungsi, isu yang santer berembus pada 2015 di Eropa, menjadi tema yang banyak diangkat para pembuat film dalam gelaran Festival Film Berlin 2018. Mulai dari kisah para pengungsi dalam pelariannya, kedatangannya di sebuah negara, hingga sikap yang mereka terima dari negara lain.

Sebagian kisah tersebut terinspirasi dari film dokumenter maupun adaptasi dari novel. Para pembuat film mengatakan mereka ingin mengirimkan pesan politis dan menunjukkan bagaimana migrasi telah mengubah Eropa.

"Perubahan tersebut lebih dari sekadar apa yang pengungsi lakukan setelah tiba di Eropa. Tetapi tentang bagaimana masa depan mereka," ujar Dieter Kosslick selaku pengarah festival dikutip Malay Mail Online, Senin (19/2).

Eldorado, film arahan sutradara Swiss Markus Imhoof, menceritakan tentang pengungsi yang diselamatkan dari pesisir pantai Libya dan dibawa ke kawasan pengungsuan di Italia. Dalam film Eldorado digambarkan berbagai kondisi para pengungsi mulai dari risiko dideportasi hingga eksploitasi.

Sementara itu, Transit, film dengan kisah yang diadaptasi dari sebuah novel, bercerita tentang pelarian dari tentara Nazi Jerman pada 1940. Film ini menggambarkan secara jelas perjalanan pengungsi yang putus asa untuk menyelamatkan diri dari penganiayaan.

Melalui film ini, sang sutradara Christian Petzold ingin menekankan pentingnya gagasan hukum suaka di konstitusi German.

Film lainnya, In Styx, menggambarkan seorang penjaga pantai perempuan yang tergerak hatinya untuk menyelamatkan kapal yang dipenuhi para pengungsi. Penjaga pantai itu bersikukuh memberi bantuan meski atasannya melarang.

Festival Film Berlin merupakan festival tahunan yang telah digelar sejak 1951 silam. Festival ini dimaksudkan untuk mengapresiasi karya-karya yang mengangkat isu sosial dan politik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement