REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Bank Indonesia sudah secara tegas melarang penggunaan bitcoin untuk transaksi di Tanah Air. Selain karena risiko fluktuasi, penggunaan bitcoin dikhawatirkan juga rentan terhadap praktik pencucian uang dan pendanaan terorisme. Akan tetapi kondisi sebaliknya terjadi di Australia.
Di negeri kangguru tersebut, bitcoin digunakan untuk hadiah pembelian jus. Gagasan itu dicetuskan oleh jaringan perusahaan smoothie dan jus bernama Boost Juice. Saat ini, gerai-gerai Boost Juice menjamur di berbagai pusat perbelanjaan Australia. Demi meraih pencapaian global, Boost Juice mulai menerapkan pembayaran menggunakan mata uang virtual tersebut.
Dilansir dari laman C Net akhir pekan lalu, Boost Juice mengadakan kompetisi yang berhadiah Bitcoin. Setiap pekan, Boost Juice akan memberikan satu Bitcoin, yang nilai tukarnya saat ini setara 10 ribu dolar AS, selama empat pekan. Mereka yang ingin berpartisipasi cukup membeli produk minuman dari Boost Juice dan memasukkan kode khusus lewat aplikasi yang tersedia di Android atau iOS.
Dalam kompetisi ini, Boost Juice menggandeng penukaran uang asal Australia, Coinjar. Coinjar selama ini melayani pembelian dan penjualan bitcoin, ethereum, ripple, dan litecoin. "Langkah ini bisa dikatakan terlambat. Namun kami semakin yakin akan masa depan bitcoin," demikian pernyataan resmi yang dirilis oleh Boost Juice.
Kompetisi ini diharapkan mampu meningkatkan penjualan smoothie dan jus. Di samping itu, perusahaan juga meyakini mata uang virtual akan segera menggeser mata uang konvensional pada banyak transaksi perdagangan.