REPUBLIKA.CO.ID, AMLAPURA, BALI -- Kabupaten Karangasem, Bali, didorong mengkreasikan atraksi wisata untuk menarik wisatawan berkunjung. Hal itu diharap menjadi salah satu upaya memulihkan kembali ekonomi masyarakat di daerah paling terdampak erupsi Gunung Agung tersebut.
"Kalau masyarakat optimistis dan mendukung kegiatan wisata seperti di Tulamben dan lainnya ini akan lebih cepat pemulihannya," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Amlapura, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu (17/2).
Menurut Causa, Kabupaten Karangasem memiliki banyak potensi wisata yang dapat digali lebih optimal untuk membangkitkan kembali pariwisata di daerah itu yang sempat terpuruk pascameningkatnya aktivitas Gunung Agung.
Potensi itu di antaranya wisata menyelam, wisata marina dan wisata alam seperti mendaki gunung. Penyebaran destinasi pariwisata tersebut tersebut berada di beberapa kawasan yakni di Tulamben, Candidasa dan daerah lainnya.
Dari potensi itu, lanjut dia, diharapkan ada kemasan wisata seperti wisata minat khusus kombinasi olahraga seperti triatlon atau menyelam dan mendaki gunung serta lomba layar menggunakan perahu tradisional.
"Ini harus diciptakan atraksi wisata dan itu tidak mahal karena komunitas sudah ada. Tinggal fasilitasi izin dan kalau dapat sponsor lebih bagus lagi," ucapnya.
Upaya komunikasi kepada masyarakat luas juga perlu dilakukan sebagai promosi di berbagai media sekaligus diharapkan menjadi viral di media sosial. "Tinggal dikomunikasikan bahwa Karangasem sudah bisa dikunjungi lagi. Menyuarakan secara positif bahwa wisata seperti di Tulamben misalnya sudah bisa dikunjungi," ucap pria yang akrab disapa CIK itu.
CIK lebih lanjut mendorong agar lembaga atau instansi baik pemerintah maupun swasta, menggelar kegiatan di beberapa objek wisata di Karangasem sekaligus promosi bahwa aman dikunjungi dan menghidupkan pariwisata setempat. Pariwisata di Karangasem dan Bali sempat terpuruk setelah aktivitas Gunung Agung meningkat sejak September 2017 dan mengalami fluktuasi.
Pada 11 Februari 2018, pemerintah menurunkan status gunung setinggi 3.142 meter itu menjadi siaga. Saat ini pariwisata di daerah itu perlahan bangkit dengan mulai berdatangan turis mancanegara meski jumlahnya belum signifikan.
Manajer Operasional Ocean View Tulamben Dive Resort Sita Marlina mengaku bangkitnya kunjungan wisatawan yang didominiasi turis dari benua Eropa, China dan Australia seakan memberi nafas baru bagi denyut ekonomi setempat. "Saat ini okupansi di penginapan kami di Tulamben mulai ada kehidupan mencapai sekitar 30 persen. Kebanyakan wisatawan Eropa seperti Rusia dan Jerman serta Cina," ucapnya.