REPUBLIKA.CO.ID, Praktik pengasuhan anak bervariasi dan bisa saja berubah dari waktu ke waktu. Namun, tampaknya ada satu hal yang konsisten, yaitu cara seorang ayah memperlakukan anak laki-laki dengan anak perempuannya selama beberapa tahun pertama kehidupan.
Dilansir dari Psychology Today, teori pengembangan kognitif sosial Albert Bandura menyebutkan orang tua sering berperilaku berbeda kepada anak laki-laki dan perempuannya dilihat dari stereotip gender. Anak laki-laki sering berkecil hati karena tidak dibolehkan bermain boneka, sementara anak perempuan dilarang melakukan aktivitas fisik yang berisiko.
Beberapa penelitian menunjukkan ibu lebih banyak berbicara pada anak perempuan dan aktif mencegahnya melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan si anak terluka. Di sisi lain, ibu dan ayah cenderung keras pada anak laki-laki ketika merespons ledakan emosional.
Penelitian 2005 menyebutkan, ayah lebih mudah menerima anak perempuannya berbuat kesalahan ketimbang anak laki-lakinya. Penelitian seperti ini sering kali sulit dilakukan, mengingat sebagian besar penelitian lebih sering melihat interaksi ibu pada anak, bukan ayah pada anak.
Studi baru diterbitkan dalam Jurnal Behavioral Neuroscience menganalisis cara ayah berinteraksi dengan anak-anaknya. Dilansir dari Psikologi Today, tim peneliti dipimpin James K Rilling dari Selandia Baru melibatkan 69 ayah dengan anak rata-rata berusia satu sampai dua tahun.
Separuh dari mereka memiliki anak laki-laki dan separuh lainnya anak perempuan. Tidak ada perbedaan demografis signifikan antara kedua kelompok tersebut.
Hasil analisis data pendengaran menunjukkan perbedaan signifikan dalam bahasa dan pola perilaku ayah ketika berinteraksi dengan anak laki-laki dan anak perempuan. Ayah cenderung agresif kala bermain dengan anak laki-laki dan lebih berani berantakan. Ini termasuk menggelitik, mencubit, berguling, dan berjatuhan.
Ayah lebih responsif secara emosional dan sosial ketika berinteraksi dengan anak perempuannya. Ini contohnya bernyanyi dan bersiul bersama putrinya, namun tidak bermain fisik yang berisiko.
Berdasarkan hasil analisis tingkah laku, ayah tampaknya memperkuat ekspektasi gender dengan mendorong anak perempuan lebih berempati, sementara anak laki-lakinya didorong lebih kompetitif. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menyoroti banyak perbedaan terlihat dalam cara ayah memperlakukan anak berdasarkan gender.