REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika pernah mengikuti perencanaan diet ketat, Anda pasti akan terbiasa dengan cheat day atau hari yang membolehkan Anda makan sesukanya. Pada cheat day, pelaku diet terbebas dari keharusan makan sehat atau makan sesuai aturan.

Meski terdengar berlawanan dengan tujuan penurunan berat badan, namun waktu istirahat sementara dari diet sebenarnya dapat menjadi kunci kesuksesan penurunan berat badan jangka panjang. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Psychology mendukung cara ini. Periset menguji manfaat psikologis dari cheat day dengan meminta peserta membayangkan diet 1.500 kalori atau diet 1.300 kalori dengan kecurangan 2.700 kalori pada akhir pekan ini.

Peserta yang membayangkan berbelanja mingguan lebih bertekad untuk menahan godaan, meski berada dalam rencana diet ketat. Mereka yang memiliki cheat day lebih mampu mempertahankan motivasi. Kemungkinan hasil paling mengejutkan adalah kedua kelompok kehilangan berat badan yang sama.

Seperti yang dikutip dari News.com.au, Senin (5/2), cheat day tidak bisa dilaksanakan sembarangan. Anda harus memiliki rencana. Strategi yang baik adalah menetapkan beberapa batasan jumlah yang telah ditentukan, seperti semangkuk kecil es krim setelah makan malam dan menaatinya.

Catatan pentingnya, hindari cheat day apabila baru memulai diet. Cheat day bisa direncanakan setelah diet dilakukan selama tiga sampai empat pekan.

Diet yang sudah dilakukan tiga sampai empat pekan terkadang membuat kehilangan motivasi. Cheat day secara bertahap akan memperbarui fokus anda.

Sebagai alternatif, jika Anda adalah seseorang yang terjadwal, pertimbangkan untuk mengalokasikan satu hari dalam sepekan untuk istirahat dari diet. Hanya saja Anda harus berhati-hati untuk tidak terlalu berlebihan makan saat kondisi cheat day.

Ikuti Whatsapp Channel Republika