Kamis 01 Feb 2018 05:55 WIB

Ini Permintaan Angelina Jolie kepada NATO

Setelah mengunjungi pengungsi Suriah, Jolie sambangi markas NATO.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Reiny Dwinanda
Angelina Jolie.
Foto: AP
Angelina Jolie.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Berkunjung ke kamp pengungsi Suriah di Yordania, Angelina Jolie gusar mendapati fakta maraknya penggunaan kekerasaan seksual sebagai senjata perang. Dia langsung menyampaikan permintaannya kepada North Atlantic Council dan meminta aliansi yang dikomandoi Amerika Serikat itu untuk menghentikan kasus tersebut.

Jolie kemudian melanjutkan perjuangannya dengan menyambangi markas NATO dan mendiskusikannya dengan para komandan militer. "Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, terutama kekerasan seksual, cenderung terus meningkat," kata Jolie yang merupakan  Utusan Khusus Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) urusan pengungsi, seperti dikutip Reuters.

Jolie memaparkan perkosaan telah digunakan sebagai senjata untuk mencapai tujuan politik ataupun militer. Kekerasan seksual juga menyasar pria dewasa dan anak laki-laki sebagaimana pelakunya mengincar perempuan dewasa dan anak gadis belia.

NATO dengan 29 anggotanya dan memiliki misi dari Kosovo ke Afghanistan, telah sepakat untuk membantu melaporkan kekerasan seksual dalam perang serta membantu menyeret pelaku ke pengadilan. Hal ini juga untuk menantang gagasan bahwa pemerkosaan adalah aspek konflik yang tidak dapat dihindari.

Jolie juga mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan korban kekerasan seksual dalam konflik dan berusaha bersuara atas nama mereka. Ia juga mengungkapkan kefrustrasiannya atas kurangnya bantuan yang tersedia bagi korban.

Jolie berharap agar NATO dapat membantu dengan meningkatkan standar di militer lainnya melalui program pelatihan di luar negeri serta mempromosikan peran perempuan di militer.

Jolie juga menyuarakan keadaan pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar. Dia menganggap respons dunia tidak memadai terhadap pengungsi Rohingya.

"Saya sangat prihatin dengan Rohingya. Saya sangat marah atas respons yang ada. Saya sangat prihatin dengan cerita tentang gadis-gadis berusia 10 tahun yang diperkosa," katanya.

Jolie mengatakan bahwa skala krisis pengungsi di seluruh dunia terasa sangat besar. Sekitar 65 juta orang dipaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik pada akhir tahun 2016.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement