Rabu 31 Jan 2018 09:49 WIB

Cap Go Meh di Bogor Suguhkan Seni Budaya Nusantara

budaya Purwakarta, Cianjur dan Ciamis akan disandingkan dengan budaya Kota Hujan

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Hazliansyah
Beberapa kegiatan yang masuk dalam rangkaian acara pun sudah dipersiapkan, seperti latihan drum   band dari SDN Cipaku Perumda Bogor dan Joli-Joli yang akan dibawa menelilingi di sekitar Surya   kencana. Acara Cap Go Meh di Vihara,Senin(22/2)
Foto: MgROL
Beberapa kegiatan yang masuk dalam rangkaian acara pun sudah dipersiapkan, seperti latihan drum band dari SDN Cipaku Perumda Bogor dan Joli-Joli yang akan dibawa menelilingi di sekitar Surya kencana. Acara Cap Go Meh di Vihara,Senin(22/2)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keberagaman serta kekayaan budaya Indonesia kembali menjadi tema yang disuguhkan Pesta Rakyat Cap Go Meh (CGM) 2018 di Kota Bogor. Berlangsung di Jalan Suryakancana, event tahunan ini akan diadakan pada Jumat (2/3) mendatang.

Ketua Pelaksana Pesta Rakyat CGM 2018, Arifin Himawan, mengatakan, CGM 2018 akan mengangkat tema "Ajang Budaya Pemersatu Bangsa". Berbagai bentuk kesenian dan budaya unik serta atraktif dari Kota Bogor maupun berbagai daerah di Indonesia siap menghibur masyarakat.

Arif menyebutkan, budaya Purwakarta, Cianjur dan Ciamis akan menjadi beberapa budaya yang akan disandingkan dengan Kota Hujan.

"Mereka akan melengkapi pesta rakyat, sesuai dengan tema yang diangkat, yakni keberagaman," ujar Arifin kepada Republika.co.id, Rabu (31/1).

Sementara itu, bentuk seni budaya Nusantara yang ditampilkan dalam CGM 2018 di antaranya kesenian asal Kalimantan, Jawa Tengah, Madura, Sumatra Barat hingga budaya Betawi.

Dengan keragaman seni budaya yang ditampilkan, Arifin mengatakan, CGM 2018 diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi pelancong domestik maupun mancanegara.

"Di samping itu, juga bisa menggambarkan adanya persatuan nasional yang kami coba perlihatkan melalui bentuk kekayaan budaya bangsa," ucapnya.

Menurut Arifin, sebagai bentuk kemajemukan pesta rakyat, gelaran budaya CGM 2018 dibuka dengan doa dari enam pemuka agama. Hal ini sudah menjadi ciri khas yang rutin diadakan tiap pelaksanaannya.

Semangat pluralisme yang ditanamkan bersama dengan masyarakat Bogor ini menjadi salah satu ciri dan identitas CGM dalam menjaga kesatuan bangsa.

Dalam pagelaran nanti, Arifin menambahkan, CGM 2018 siap menyuguhkan garapan artistik seni hasil kreasi bambu serta atraksi menarik tradisi Sunda yang kini jarang di lihat masyarakat.

"Ada ikon Bogor yang dikemas dalam bentuk kostum atau ornamen seperti talas, kujang sampai rusa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement