Selasa 30 Jan 2018 22:35 WIB

Event Pariwisata Indonesia Harus Seimbangkan Sisi Komersial

Agar event menarik wisatawan dan berdampak luas pada masyarakat

Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam peluncuran CoE Pariwisata 2018 dan pembukaan Festival Indonesia Festival 2018
Foto: dok: Kemenpar
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam peluncuran CoE Pariwisata 2018 dan pembukaan Festival Indonesia Festival 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta penyelenggaraan event di Indonesia tidak hanya kuat di nilai budaya atau atraksi yang ditampilkan (cultural value), tapi juga nilai komersial (commercial value). Hal itu agar penyelenggaran sebuah event dapat menarik wisatawan sebesar-besarnya dan memberikan dampak yang luas terhadap masyarakat. 

Hal tersebut dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meluncurkan Calender of Event (CoE) Pariwisata Indonesia 2018, sekaligus pembukaan ajang Festival Indonesia Festival (FESTInFEST) 2018, Selasa (30/1) siang, di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta.

"Saya tidak khawatir dengan cultural kita. Karena nature and cultural value kita sudah top 20 di dunia," ujar Arief Yahya.

Menpar mengatakan, Indonesia memiliki 100 agenda wisata yang tercantum dalam Calender of Event yang telah ditetapkan secara resmi tanggal dan tempat penyelenggaraan. Tersebar di seluruh wilayah tanah air.

Dari 100 event tersebut, 60 agenda diantaranya adalah berbasis budaya. Sementara sisanya terbagi dalam wisata alam dan manmade (buatan). Kurasinya pun dilakukan oleh tiga orang kurator yang terbaik di bidangnya.

"Jadi saya tidak perlu ragukan lagi (cultural value), yang belum ada adalah commercial value," ujar Arief Yahya.

Guna menambah bobot commercial value tersebut, Menpar mengatakan bahwa sebuah event harus diselenggarakan dengan standar internasional. Baik dari koreografi, musik dan tarian.

Selain itu, media value dari sebuah event juga harus besar. Dengan begitu maka akan mudah bagi penyelenggara untuk mencari sponsor.

Kemenpar sendiri menyiapkan Rp 175 miliar untuk mendukung 100 event tersebut. Dimana hampir 50 persennya adalah untuk promosi di media.

"Kalau media value tinggi, maka sponsorship akan menggelembung. Kelemahan kita adalah selama ini dana dalam penyelenggaraan keseluruhan digunakan untuk acara, dan sangat kecil untuk promosi," jelasnya.

Dengan penitikberatan di promosi, jelas Arief Yahya, maka rasa penasaran wisatawan untuk datang semakin besar.

"Dan saya pun mewajibkan ada target wisman (wisatawan mancanegara) dan wisnus (wisatawan nusantara) di setiap event," ujarnya.

Penyelenggaraan Fest in Fest ini sendiri juga menjadi salah satu cara dalam menaikkan commercial value tersebut. Dimana dalam festival ini para penyelenggara event memamerkan apa yang menjadi kegiatanya.

"Layaknya B2B, penyelenggara event ini adalah seller dan industri datang sebagai buyer," ujar Arief Yahya.

Dijelaskan bahwa FESTinFest 2018 menjadi sarana strategis untuk menghimpun berbagai potensi, pengalaman dan kerjasama festival di seluruh Indonesia agar terselenggara secara efektif, semarak dan berdaya guna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement