Senin 29 Jan 2018 21:38 WIB

Puisi Esai Dinilai Penting Bagi Masyarakat Awam

Angkatan puisi esai ingin mengembalikan puisi kepada masyarakat

Puisi (Ilustrasi)
Foto: breadnmolasses
Puisi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jurnalis senior, Satrio Arismunandar menyambut baik datangnya angkatan puisi esai sebagai tonggak baru sastra Indonesia. Berbeda dengan angkatan sastra sebelumnya, ujar Satrio, angkatan puisi esai ingin mengembalikan puisi kepada masyarakat.  

 

Satrio mengatakan puisi esai mendorong orang yang bukan atau bisa disebut penyair ambil bagian. Seperti dirinya yang sudah menuliskan buku soal korupsi dalam bentuk puisi esai. "Tak hanya saya, teman teman saya lainnya, dosen, aktivis, peneliti banyak juga yang sudah menulis bahkan membuat buku dalam bentuk puisi esai," tutur dia, Senin (29/1)

 

Satrio menanggapi kontroversi tentang lahirnya angkatan baru dalam puisi Indonesia. Kontroversi pada Januari 2018 itu, yang tampaknya akan terus berlanjut, dipicu oleh momen akan terbitnya 34 buku puisi esai di 34 provinsi seluruh Indonesia. Karya-karya itu ditulis oleh 170 penyair, penulis, aktivis, peneliti, dan jurnalis dari Aceh hingga Papua.

 

Bagi Satrio, di era demokrasi sesorang bebas berkarya dan membuat klaim. "Biarlah publik yang menilai. Namun angkatan puisi esai sudah melakukan apa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini bagi saya bukan hanya kegiatan membuat buku tapi tonggak budaya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement