Ahad 28 Jan 2018 18:49 WIB

Risiko Kanker Langka di Balik Implan Payudara

Kanker langka ini dikenal sebagai limfoma sel besar anaplastik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Sel kanker.
Foto: Evening Standard
Sel kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, Perempuan dengan implan payudara memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami satu jenis kanker langka. Kanker langka ini dikenal sebagai limfoma sel besar anaplastik.

Kaitan antara implan payudara dan risiko limfoma sel besar anaplastik diketahui melalui sebuah studi dari Belanda yang dumuat dalam jurnal JAMA Oncology. Penelitian ini dilakukan karena dalam beberapa tahun terakhir jumlah perempuan yang didiagnosis dengan limfoma sel besar anaplastik di bagian payudara mengalami peningkatan.

Dalam studi ini, tim peneliti meneliti data dari pasien limfoma non-Hodgkin di payudara dalam periode 1990-2016. Dari 43 pasien dengan limfoma sel besar anaplastik di payudara, sebanyak 32 persen di antaranya memiliki implan payudara. Di sisi lain, hanya satu dari 146 pasien dalam studi yang menderita jenis limfoma payudara lain.

Jenis implan yang mungkin menyimpan risiko lebih besar adalah jenis implan bertekstur makro. Dari 28 kasus limfoma sel besar anaplastik pada perempuan berimplan, 23 di antaranya menggunakan implan bertekstur makro.

Temuan ini menunjukkan bahwa perempuan dengan implan payudara memiliki kemungkinan 421 kali lebih besar untuk mengalami limfoma sel besar anaplastik payudara. Tim peneliti belum mengetahui alasan pasti mengapa implan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker langka ini. Akan tetapi, tim peneliti menilai sangat mungkin respon sistem imun atau reaksi inflamasi terhadap bakteri di permukaan implan menjadi pemicunya.

Meski kemungkinan perempuan berimplan mengalami limfoma sel besar anaplastik cukup tinggi, risiko mutlak dari penyakit langka ini cukup rendah. Pada usia 75 tahun, hanya satu dari setiap 6.920 perempuan dengan implan yang terkena kanker jenis ini.

"Penting bagi perempuan untuk diinformasikan mengenai risiko mereka terhadap limfoma sel besar anaplastik ketika mempertimbangkan implan, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang tepat," terang peneliti senior dari VU University Medical Center, Dr Daphne de Jong seperti dilansir FOX News.

Meski risiko limfoma sel besar anaplastik rendah, perempuan tetap perlu berdiskusi dengan dokter saat mempertimbangkan penggunaan implan. Selain itu, mereka juga perlu berdiskusi mengenai jenis implan yang sebaiknya digunakan.

Limfoma sel besar anaplastik merupakan jenis limfoma non Hodgkin yang agresif. Kanker langka ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah perempuan yang terdiagnosis mengalami limfoma sel besar anaplastik mengalami peningkatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement