Jumat 26 Jan 2018 16:35 WIB

Festival Sinema Australia Indonesia Rayakan Kreativitas

Diselenggarakan serentak di Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Di balik layar pembuatan film Marlina yang berlatar tanah Sumba.
Foto: ist
Di balik layar pembuatan film Marlina yang berlatar tanah Sumba.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2018 diselenggarakan serentak di Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Denpasar pada 25-28 Januari. Acara tersebut digelar untuk merayakan kreativitas dan keberagaman industri film Australia dan Indonesia.

Sinema bergenre drama-komedi Australia Alis Wedding menjadi film pembuka yang mengawali keseluruhan acara. Rangkaian kegiatan FSAI lain yakni pemutaran karya alumni Australia dari Indonesia, termasuk Marlina the Murderer in Four Acts arahan sutradara Mouly Surya.

Dua film yang dibuat berdasarkan buku milik alumni Australia, Melbourne Rewind dan Melawan Takdir turut diputar selama kegiatan. Acara utama yakni pemutaran enam film karya finalis Kompetisi Film Pendek FSAI yang pemenangnya akan mendapat paket perjalanan ke Melbourne International Film Festival.

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Allaster Cox, mengatakan bahwa FSAI menawarkan kesempatan kepada para pecinta film Indonesia untuk melihat lebih dekat film-film Australia. Acara ini pun menyoroti bakat kreatif para alumni berprestasi dari Indonesia.

"Kami juga bangga bisa mendukung sineas-sineas baru Indonesia melalui kompetisi film pendek kami, yang akan diputar di semua kota tempat festival diselenggarakan. Selamat untuk para finalis," ungkap Cox melalui pernyataan resminya.

Para penikmat film berkesempatan untuk berjumpa dengan sutradara Australia Rhiannon Bannenberg dan produser Steve Jaggi pada sesi pemutaran film mereka, Rip Tide. Produser film fiksi ilmiah Aidan OBryan juga akan berbicara setelah pemutaran filmnya, OtherLife.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement