Kamis 25 Jan 2018 05:51 WIB

Kelahiran Prematur Bisa Disebabkan dari Bakteri

Bakteri di vagina ternyata dapat memicu kelahiran prematur.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gita Amanda
 Kelahiran bayi manusia (ilustrasi)
Foto: psychologytoday.com
Kelahiran bayi manusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perubahan komposisi mikroba dan bakteri yang terdapat di saluran reproduksi perempuan hamil ternyata dapat memicu terjadinya kelahiran prematur. Pada sejumlah penelitian diketahui, selama masa kehamilan, komposisi mikroba yang ada di saluran reproduksi, khususnya di bagian vagina, cenderung tidak beragam dengan meningkatnya kandungan bakteri Lactobacillus.

Namun, saat level bakteri Lactobacillus menurun, maka bakteri tipe lain justru meningkat. Kondisi ini ternyata bisa membuat ibu hamil melahirkan secara prematur. Bakteri Lactobacillus selama ini memang kerap ditemukan di sistem pencernaan dan sistem genital pada tubuh manusia.

Riset terbaru dari Imperial College, London, Inggris, telah mengumpulkan sampel dari 250 ibu hamil. Dari 250 ibu hamil tersebut, 25 diketahui melahirkan secara prematur. Sebagai pembanding, tim peneliti juga mengambil sampel dari 87 ibu hamil, yang pernah melahirkan secara prematur.

Hasilnya, tim peneliti menyimpulkan, perubahan komposisi mikroba dan bakteri di vagina bisa menyebabkan terjadinya kelahiran prematur. Tepatnya sebelum pekan ke-37 kehamilan.

''Studi ini menjadi studi pertama yang menunjukan, separuh dari perempuan hamil kemungkinan besar memiliki komposisi mikroba yang tidak seimbang di bagian vagina sebelum terjadinya kelahiran prematur. Ini memberikan bukti lanjutan, ada peran tertentu dari bakteri-bakteri ini dalam kasus munculnya kelahiran prematur,'' kata ketua tim peneliti, Dr David Macintyre, seperti dikutip The Independent, Kamis (25/1).

Lebih lanjut, David menjelaskan, dalam penelitian ini, terutama dalam kelompok perempuan yang pernah melahirkan secara prematur, ada perbedaan dampak yang dirasakan terkait pendekatan medis yang dilakukan. ''Untuk kelompok pertama, pemberian antibiotik bisa memberikan manfaat. Sedangkan untuk kelompok lainnya, pendekatan tersebut justru malah membahayakan,'' tutur David.

Hasil penelitian ini juga menyarankan dokter ataupun ahli kandungan untuk memberikan pendekatan medis, berupa pemberian antibiotik, yang berbeda untuk setiap ibu hamil. Pendekatan itu pun didasarkan pada kondisi masing-masing dari invidu tersebut. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal kesehatan, BMC Medicine.

''Dari hasil ini, kami menyarankan pendekatan yang lebih personal kepada para ibu hamil. Sehingga, ibu hamil dapat lebih merasakan manfaat dari pemberian antibiotik. Ketimbang, pendekatan medis yang mengedepankan satu perawatan untuk semua kondisi,'' kata salah satu anggota tim peneliti, Dr Richard Brown.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement