Senin 22 Jan 2018 08:35 WIB

Memaknai Arti Amanah dari Sejarah Pintu Gerbang Majapahit

Pintu Gerbang Majapahit merupakan aset sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Hazliansyah
Pintu Kerajaan Majapahit
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Pintu Kerajaan Majapahit

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Pintu Gerbang Majapahit merupakan salah satu peninggalan sejarah dari besarnya Kerajaan Majapahit. Karenanya, mendalami sejarah situs Pintu Gerbang Majapahit dirasakan penting dilakukan demi melestarikan sejarah itu sendiri.

Kepala Seksi Cagar Budaya dan Tradisi Sejarah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Trevita Puspita Hadi, menekankan betul pentingnya posisi Pintu Gerbang Majapahit. Ia menegaskan, Pintu Gerbang Majapahit merupakan aset sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia.

"Aset bangsa yang adiluhung, yang menggambarkan sejarah zaman Hindu pada masa kerajaan yang paling berjaya di nusantara pada abad 15 masehi," kata Trevita saat menerima kunjungan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Sabtu (20/1) lalu.

Ia menerangkan, situs sejarah itu merupakan bangunan kokoh yang terbuat dari kayu jati murni. Pintu itu sendiri merupakan peninggalan asli Kerajaan Majapahit, yang sempat diperebutkan dan diamanahkan ke Raden Kebo Nyabrang.

Pintu Gerbang Majapahit itu diperebutkan sebagai persyaratan untuk diakui sebagai putra Sunan Muria, anak dari Sunan Kalijaga. Pintu diperebutkan dengan Raden Ronggo yang turut menginginkan pintu tersebut.

Kabar perselisihan itupun lambat laut semakin membesar, dan akhirnya sampai ke telinga Sunan Muria. Mendengar perselisihan tersebut, Sunan Muria melerai dan akhirnya mengakui Raden Kebo Nyabrang sebagai putranya.

"Kemudia dia (Kebo Nyabrang) diberi amanah untuk menjaga Pintu Gerbang Majapahit tersebut hingga akhir hayat," ujar Trevita.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Aji Wulantara menuturkan, kunjungan ke situs Pintu Gerbang Majapahit dilakukan dalam rangka mempelejari sejarah nusantara. Tujuannya, tidak lain mendalami salah satu unsur terbentuknya kebudayaan nusantara.

Pintu Gerbang Majapahit merupakan salah satu situs sejarah nusantara yang berada di Desa Rendole, Kelurahan Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabuapten Pati, Jawa Tengah. Menurut Aji, kunjungan ini merupakan misi yang sangat penting.

"Kunjungan mengemban misi mempelajari dan mendalami sejarah nusantara, yang memiliki nilai tinggi dalam pembentukan kebudayaan nusantara," kata Aji.

Aji berkesempatan memperoleh penjelasan langsung dari Juru Kunci Pintu Gerbang Majapahit, Budi Santoso (Mbah So). Kunjungan turut dilakukan ke tokoh masyarakat setempat, Agus Susanto, demi memperoleh informasi dan gambaran tentang potensi seni budaya dan tradisi lokal.

Ia menilai, legenda itu menggambarkan jiwa ksatria dan tanggung jawab yang tinggi terhadap sebuah amanah. Menurut Aji, tokoh utama dalam legenda itu, Raden Kebo Nyabrang, memiliki jiwa sengguh ora mingkuh.

/Sengguh ora mingkuh sendiri merupakan istilah Sri Sultan Hamengku Buwono I. /Wejangan yang kerap digunakan untuk memaknai etos kerja itu dapat diartikan sebagai percaya diri tetap rendah hati (sengguh), tanpa pernah lari dari tanggung jawab (ora mingkuh).

"Jiwa /sengguh ora mingkuh dalam upaya membuktikan kecintaannya terhadap orang tua melalui tugas yang berat," ujar Aji.

Menurut Aji, filosofi ini sangat mendasar dan layak diimplementasikan dalam organisasi dan dunia kerja. Maknanya, jiwa yang kuat, semangat dan loyalitas tinggi akan turut menentukan dan berkontribusi positif terhadap keberhasilan sebuah organisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement