Ahad 21 Jan 2018 20:05 WIB

Natalie Portman Komentari Satu Tahun Presiden Trump

Sejumlah catatan penting mewarnai perjalanan 365 hari Trump di Gedung Putih

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Budi Raharjo
Natalie Portman
Foto: theweek.com
Natalie Portman

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Ribuan perempuan berunjuk rasa di sejumlah kota di Amerika Serikat (AS). Demonstrasi itu dilakukan bertepatan dengan peringatan satu tahun pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Sejumlah catatan penting mewarnai perjalanan 365 hari Trump selama berkantor di Ruang Oval. Salah satu yang kencang disuarakan adalah mengenai pelecehan seksual, hak-hak perempuan, kesetaraan gender, hak imigran hingga kebijakan Pemerintah AS.

Natalie Portman kemudian mengaku merupakan salah satu wanita yang menjadi korban pelecehan seksual tersebut. Hal itu dia alami saat masih berusia 13 tahun usai melakoni film perdananya berjudul 'The Professional' yang dirilis pada 1994 lalu.

Bentuk pelecehan yang dialami wanita berusai 36 tahun itu adalah saat dirinya mendapat surat penggemar. Alih-alih mendapat pujian, Portman justru mendapat teror tentang bagaimana sang penggemar berfantasi melakukan tindakan intim bersamanya.

"Aku juga merupakan bagian dari #MeToo!," kata Natalie Portman saat memberikan orasi di atas panggung Womens March seperti dilaporkan Independent, Ahad (21/1). Tagar MeToo merupakan gerakan yang digagas di dunia maya guna menentang pelecehan seksual terhadap wanita.

Natalie Portman lantas menyebut pelecehan sebagai bentuk teroris seksual. Kejadian yang dialaminya itu sempat membuat dirinya traumatis. Saat itu, dia memilih untuk tampil lebih tertutup. Dia mengaku juga kerap menolak peran yang memiliki adegan seksual.

Sejak itu pula dia membangun citra sebagai seorang yang kutu buku dan serius agar dirinya selalu merasa aman. Saat itu pula dia menyadari jelas pesan dari budaya yang ada di AS yang membatasi gerak-gerik dan kebebasan wanita dalam berekspresi agar mendapatkan keselamatan dan penghormatan.

"Tanggapan atas pendapat saya, komentar kecil tentang tubuh saya hingga pernyataan yang disengaja lebih mengancam dan berfungsi untuk mengendalikan perilaku melalui lingkungan terorisme seksual," katanya.

Sependapat dengan Protman, aktris Hollywod lainnya Scarlett Johansson mengaku terpanggil dengan gerakan yang ada. Dia mengatakan, gerakan ini membawa kekuatan dan kesatuan sehingga memberi harapan wanita untuk bergerak menuju tempat di mana rasa kesetaraan benar-benar datang dari dalam diri sendiri.

Tak hanya aktris Hollywood papan atas, sejumlah migran yang tinggal di AS juga menanggapi satu tahun pemerintahan Trump. Salah seorang peserta aksi Helina Zedu (35) mengaku jijik dengan komentar Trump terkait negara-negara di kawasan Afrika beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, tak sepantasnya seorang presiden menggunakan kata-kata semacam itu. Lain lagi Mahnaz Mojahed, warga negara AS asal Iran yang mengkritik sanksi dan larangan berkunjung terhadap negara pimpinan Hassan Rouhani.

Dia mengatakan, sanksi yang dijatuhkan itu membuat keluarganya tidak bisa mengunjunginya di AS. "Jika saya tertabrak bus, mereka tidak akan bisa datang dan melihat saya di sini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement