REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu terakhir, minyak kelapa menjadi tren di kalangan pemerhati pola makan sehat. Minyak kelapa diklaim sebagai alternatif minyak lebih sehat, termasuk untuk menggoreng.
Spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya dr Diana F Suganda MKes SpGK menampik anggapan tersebut. Diana mengungkapkan minyak kelapa bukan alternatif minyak yang lebih sehat karena memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.
"Kita panaskan (untuk memasak) jadi lebih jenuh lagi," ungkap Diana, Jumat (19/1) di Jakarta .
Seperti dilansir BBC, minyak kelapa memiliki kandungan lemak jenuh yang jauh lebih tinggi dibandingkan lard, bahkan mentega. Kandungan lemak jenuh pada lard adalah 39 persen dan pada mentega sebesar 51 persen. Sedangkan kandungan lemak jenuh pada minyak kelapa mencapai 86 persen.
Makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi tentu sebaiknya dibatasi. Alasannya, konsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar LDL dalam darah.
Diana mengatakan cara memasak dengan menggoreng akan membuat minyak yang bagus sekalipun menjadi jenuh. Diana menyarankan minyak-minyak baik seperti minyak zaitun hingga kanola dikonsumsi dalam keadaan mentah, tanpa dipanaskan.
Jika memang perlu menggoreng dengan minyak, hal yang harus diperhatikan adalah jumlah minyak yang digunakan. Proses menggoreng dengan minyak yang banyak, lanjut Diana, juga dapat menambah kalori makanan sebesar 150 kalori. Untuk mencegah minyak berlebih saat memasak, penggunaan minyak spray dapat dipertimbangkan.
"Misal paha ayam mentah 100 gram utuh itu 100-150 kalori, jika direbus kalorinya sama, begitu digoreng, tambah 150 kalori per satu gorengan," tambah Diana.
Diana mengatakan ada beberapa alternatif menggoreng tanpa harus menggunakan minyak. Salah satunya dengan menggunakan alat air fryer untuk 'menggoreng'. Cara lain yang bisa dilakukan adalah 'menggoreng' makanan dengan menggunakan wajan anti lengket.
"Tanpa minyak lebih bagus," terang Diana.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
