Jumat 19 Jan 2018 06:11 WIB

Siang Waktu Terbaik untuk Operasi Jantung, Alasannya?

Operasi di Pagi Hari Miliki Risiko Kerusakan Lebih Besar

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ani Nursalikah
Klinik Cosmetic Institut di Sydney sedang menjadi sorotan setelah 2 pasiennya mengalami jantung berhenti berdetak mendadak saat menjalani operasi bedah kosmetik.
Foto: abc
Klinik Cosmetic Institut di Sydney sedang menjadi sorotan setelah 2 pasiennya mengalami jantung berhenti berdetak mendadak saat menjalani operasi bedah kosmetik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu ternyata memberi pengaruh terhadap keberhasilan operasi jantung. Peneliti mengungkapkan siang hari merupakan waktu terbaik untuk melakukan operasi jantung. Di sisi lain, operasi jantung di pagi hari memiliki risiko kerusakan yang lebih besar.

Kecenderungan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh jam biologis tubuh. Jam biologis tubuh tak hanya menentukan kapan tubuh harus bangun, tidur dan makan. Jam biologis ini juga menentukan seberapa siap tubuh memulihkan diri setelah menjalani operasi besar.

"Penelitian kami menemukan kerusakan jantung pascaoperasi lebih umum ditemukan pada orang-orang yang menjalani operasi jantung di pagi hari," ujar peneliti dari University of Lille Professor David Monaigne, seperti dilansir Independent.
 
Seperti dimuat dalam jurnal Lancet, tim peneliti mengamati rekam medis dari 596 pasien yang pernah menjalani operasi penggantian katup jantung. Sebagian pasien menjalani operasi di pagi hari sedangkan sebagian lainnya menjalani operasi di siang hari.
 
Selama hampir tujuh tahun, tim peneliti juga memantau kejadian kardiovaskular mayor pada pasien tersebut. Kejadian kardiovaskular mayor yang diamati meliputi serangan jantung, gagal jantung maupun kematian akibat penyakit jantung.
 
Hasil penelitian menemukan 28 dari 298 pasien yang menjalani operasi di siang hari mengalami kejadian kardiovaskular yang berat. Di sisi lain, peneliti menemukan 54 dari 298 pasien yang menjalani operasi di pagi hari juga mengalami kejadian kardiovaskular mayor.
 
Dari temuan ini, peneliti menyimpulkan operasi jantung di siang hari memiliki risiko kejadian kardiovaskular mayor 50 persen lebih rendah dibadingkan operasi jantung di pagi hari. Selain itu, operasi jantung di siang hari juga dapat mencegah satu kasus kejadian kardiovaskular mayor untuk setiap 11 pasien.
 
Peneliti juga secara acak memantau kesehatan 88 pasien yang menjalani operasi penggantian katup jantung di pagi dan siang hari pada Januari 2016 hingga Februari 2017. Hasil menunjukkan operasi di siang hari menurunkan kadar kerusakan jaringan jantung setelah operasi dibandingkan operasi di pagi hari.
 
Tes lebih lanjut juga dilakukan pada jaringan jantung yang berasal dari 30 pasien. Tes ini menunjukkan sampel dari pasien yang menjalai operasi di siang hari mampu mengembalikan kemampuan contract lebih cepat ketika ditempatkan pada kondisi yang menyerupai situasi di mana jantung diisi oleh darah.
 
Analisis genetik terhadap sampel juga menunjukkan ada 287 gen terkait jam biologis. Gen-gen ini terlihat lebih aktif pada sampel jaringan jantung dari pasien yang menjalani operasi di siang hari.
 
Temuan ini mengindikasikan jantung 'tunduk' pada jam biologis tubuh. Di sampig itu, hasil pascaoperasi juga menyoroti jantung mungkin memiliki kemampuan memperbaiki diri lebih lemah di pagi hari dibandingkan siang hari.
 
"Peneliti secara jelas menunjukkan jam biologis penting secara klinis dalam operasi penggantian katup aorta," terang Profesor Michel Ovize dari Hopital Louis Pradel. Percobaan lebih besar perlu dilakukan untuk menguji temuan ini.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement