REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk memeriahkan penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) 2018, tim panitia IBF terus melakukan penjajakan dan kerja sama dengan sejumlah pihak. Mulai dari media massa, instansi pemerintah, lembaga swasta, kalangan perbankan, maupun lainnya.
“Untuk media, kami sudah menjalin kerja sama dengan Republika Group sebagai official media partner. Kemudian, ada juga dari MNC Group, media online, maupun televisi dan radio,” ujar Ketua Panitia IBF 2018, Anis Baswedan, di Jakarta, Rabu (17/1).
Anis menambahkan, tim promosi dan publikasi IBF 2018 juga terus menjajaki dan menjalin kerja sama dengan instansi pemerintahan yang membawahi bidang promosi maupun publikasi IBF.
Di antaranya, kata dia, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan DKI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), Dinas Perpajakan dan Retribusi Daerah, maupun lembaga lainnya, baik dari Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat. “Ada yang sudah teken (penandatanganan, red), ada juga yang masih on process,” jelasnya.
Kerja sama dan kemitraan tersebut, kata dia, untuk memeriahkan dan memudahkan masyarakat mengetahui tentang penyelenggaraan IBF 2018. “Semakin banyak pihak yang bekerja sama, tentunya akan semakin baik,” terang Anis.
Ia menyebutkan, dari sisi peserta, penyelenggaraan Islamic Book Fair diikuti hingga sekitar 300 peserta, baik dari penerbit maupun multiproduk. Sedangkan, dari sisi pengunjung, kata dia, jumlahnya diperkirakan mencapai 200 ribu orang. “Walau waktu penyelenggaraan IBF 2018 hanya lima hari, tapi antusiasme pengunjung sangat besar,” tambahnya.
Bagaimana dengan transaksi? “Pastinya bisa mencapai ratusan miliar,” ujarnya.