Selasa 09 Jan 2018 07:33 WIB

ITPC Milan Siap Pasarkan Produk dari Sumatra Barat

Pekerja memilah biji kopi (green bean) arabika di Basecamp Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia (PGPI) Shelter Kopi Sunda Hejo, Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (2/10). Pemerintah menargetkan pada tahun 2018 Indonesia menjadi produsen kopi terbesar dunia dengan cara meningkatkan mutu dan produktivitas menjadi 1,0 ton per ha dari luas lahan kopi 1,23 juta ha
Foto: M Agung Rajasa/Antara
Pekerja memilah biji kopi (green bean) arabika di Basecamp Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia (PGPI) Shelter Kopi Sunda Hejo, Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (2/10). Pemerintah menargetkan pada tahun 2018 Indonesia menjadi produsen kopi terbesar dunia dengan cara meningkatkan mutu dan produktivitas menjadi 1,0 ton per ha dari luas lahan kopi 1,23 juta ha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Milan, Italia siap membantu memasarkan berbagai produk dari Sumatra Barat yang peluangnya cukup bagus, seperti kopi dalam bentuk green bean dan produk rempah-rempah lainnya.

Hal itu terungkap dalam pertemuan Deputi Director ITPC Milan Anggraini Kusumaningtyas dengan Executive Director Minang Diaspora Network Global (Jaringan Perantau Minang Dunia) Burmalis Ilyas di kantor ITPC Milan Italia, pada hari Senin (8/1).

Kehadiran Executive Director Minang Diaspora Network Global (Jaringan Perantau Minang Dunia) Burmalis Ilyas di Milan, Italia dalam rangka menjajaki peluang ekspor berbagai produk asal Sumatra Barat dan Indonesia serta peluang usaha dan investasi di Milan khususnya maupun di Italia pada umumnya.

Mengenai peluang ekspor dan investasi di Milan dan Italia menurut Ibu Reni, demikian Anggraini Kusumaningtyas biasa disapa, peluang tersebut cukup bagus terutama kopi dalam bentuk green bean dan produk rempah-rempah lainnya. "Kopi Arabica lebih dominan di Italia," ujarnya menambahkan, bahwa kopi tersebut bisa masuk dalam bentuk green bean dan orang Italia sendiri yang akan memrosesnya.

Dikatakan untuk peluang Investasi di bidang kuliner dan perhotelan sangat menjanjikan di Milan sebagai salah satu destinasi pariwisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya. Target utama tentu saja wisatawan Indonesia dan Asia Tenggara yang berwisata ke Eropa. Diakuinya untuk mencapai market Italia dan Eropa membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Diperlukan penyesuaian bumbu dan sebagainya, ujarnya.

Di kota Genova juga sudah ada restoran Indonesia yang juga menyediakan masakan rendang Padang yang dikelola oleh orang Italia yang mencintai produk Indonesia.

Rempah-rempah dari Sumbar bisa menjadi peluang usaha ekspor. Nama produk, profil perusahaan, katalog produk asal Sumbar dan Indonesia bisa masuk dalam database ITPC Milan yang akan diusahakan untuk dicarikan potensi buyernya, ujarnya.

Sementara itu Executive Director Minang Diaspora Network Global (Jaringan Perantau Minang Dunia) Burmalis Ilyas kepada Antara London, Selasa mengatakan, untuk memasarkan potensi kuliner Minang dan Indonesia lainnya diperlukan adanya restoran atau House of Indonesia atau House of Minang yang representatif dalam upaya memasarkan produk-produk Indonesia dan Minang khususnya.

Diakuinya berbagai produk dan kuliner Minang dan Indonesia muncul hanya sebatas ekspo atau acara-acara yang diadakan oleh kedutaan pada hari hari besar atau libur di Italia.

Burmalis Ilyas mengatakan bahwa adanya keinginan masyarakat Minang untuk membuat House of Minang yang sekaligus Resto Minang yang dilengkapi dengan display berbagai produk Kerajinan dan rempah-rempah dari Sumbar disambut hangat oleh ITPC Milan.

Dikatakannya ITPC Milan siap membantu dalam memberikan informasi seputar aspek hukum, legalitas, perizinan dan semua informasi yg diperlukan dalam investasi di Milan dan Italia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement