REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan ribu sapi di India kini bisa mengirimkan informasi mengenai kesehatan dan produktivitas melalui platform daring. Laman Quartz India melaporkan pada awal Desember lalu, sebuah peternakan di India bernama Chitale Dairy, Bhilawadi, Maharashtra, India, mampu menghasilkan 400 ribu liter susu per hari. Hasil tersebut diperoleh dari 10 generasi sapi, dan 200 ribu di antaranya menggunakan perangkat identifikasi frekuensi radio atau radio frequency identification device (RFID).
Perangkat tersebut berupa sensor mampu mengirimkan data terkait sapi, seperti kehamilan, peringatan vaksinasi, hingga rekomendasi diet. Petugas peternakan bisa mengakses data tersebut melalui ponsel pintar sehingga bisa memperlakukan sapi ternak sesuai kebutuhannya. Apabila diterapkan secara luas di India, maka diprediksi bisa memperbaiki praktik dan produktivitas peternakan sapi perah.
Berdasarkan data terakhir pemerintahan India, negara tersebut memroduksi 155,5 juta ton susu sapi per tahun. Produktivitas tersebut membuat India berada di jalur strategis untuk menumbuhkan output sebesar 49 persen pada 2026 mendatang. Dengan demikian India siap menjadi produsen susu sapi terbesar di dunia. Peningkatan hasil ternak tersebut memang tidak bisa lepas dari peran teknologi, salah satunya Internet of Things (IoT) yang sudah diterapkan India.
Selain penggunaan sensor, inovasi lain berupa aplikasi juga membantu pemerintah dalam meningkatkan produktivitas peternakan sapi perah. Salah satunya aplikasi mobile bernama Herdman yang bisa menghasilkan data menggunakan kode quick response (QR). Aplikasi tersebut mampu memberikan informasi terkait sapi, yakni pubertas, berat badan, kesehatan, hingga hasil dan kualitas susu yang dihasilkan. Kumpulan data tersebut kemudian digunakan untuk mengawinkan sapi jantan berkualitas sehingga bisa memperbaiki keturunan yang jauh lebih sehat.
Advertisement