REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik menjadi salah satu ciri khas Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khasnya masing-masing. Seperti halnya daerah lain yang memiliki keragaman dan keindahan kain batik, Kotamadya Tangsel juga memiliki batik khasnya.
Di bawah komando Wali Kota Airin Rachmi Diany melahirkan sejumlah pengrajin batik di Tangsel. Dalam pertumbuhannya meski perlahan namun pasti batik Tangsel berkembang dan memiliki ciri khas dengan gaya etnik dan terinspirasi dari sejarah serta peninggalan kolonial.
Adalah Ian Adrian, perancang nasional yang sudah setahun ini mengesplorasi batik Tangsel. Ian, tercatat sebagai salah satu perancang nasional yang banyak mengeksplorasi dan mengembangkan kain lokal dari berbagi daerah hingga menjadi terkenal antara lain kain Sasirangan dari Kalimantan yang dieksplorasi melalui acara peragaan busana di pasar Apung, Banjarmasin hingga membuat kain Sasirangan makin dikenal luas oleh masyarakat. Kemudian Ian Adrian juga pernah mengeksplorasi dan mengembangkan batik-batik Jawa batik Papua.
"Saya sedang mendapat amanat dan kepercayaan dari Pemerintah Kotamadya Tangeran Selatan (Tangsel) untuk mengeksplorasi batiknya," ujar Ian Adrian dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Ian Adrian mengaku sangat berbahagia apabila ada pengembangan tekstil di seluruh Nusantara, baik berupa tenun, jumputan dan batik. Kemudian Ian Adrian menerangkan dengan prestasi membanggakan Indonesia di dunia internasional, yaitu dengan sudah diakuinya batik oleh UNESCO sejak tahun 2009, hal ini menandakan batik bukan hanya milik satu daerah tetapi sudah merupakan identitas bangsa.
"Maka diharapkan batik di seluruh Nusantara bermunculan dengan motif dan ciri daerah masing-masing-masing. Dan kebahagiaan saya adalah dipercaya mengeksplorasi Batik Tangsel yang sekarang sedang saya eksplor," ujarnya.
Untuk tehnik pengerjaan Batik Tangsel ini, Ian Adrian mengakui teknik pengerjaannya sama seperti daerah lain yaitu sebagai tehnik dasar utamnya tetap menggunakan canting, malam dan cap.
Batik Tangsel terinspirasi dari lingkungan, adat istiadat, kuliner, alam, flora dan fauna yang ada di wilayah Tangerang Selatan. Dia menyebutkan kekuatan dan menjadi ciri khas indentitas Batik Tangsel adalah memiliki gaya etnik Hal ini diakui Ian Adrian, meski Tangsel tidak memiliki motif secara khusus, tetapi dengan mengangkat kearifan budaya lokal yaitu berupa pemilihan ikon flora dan fauna. Di Tangsel terkenal dengan budidaya Anggrek Ungu jenis Van Douglas yang harus dilestarikan.
Terkenal dan kemasyuran si anggrek ungu Van Douglas berawal dari sepetak perkebunan anggrek Vanda Douglas di daerah Pamulang. Kata Ian Adrian, dulunya ada hektaran tapi kini luasnya tak seberapa, lahan tergusur perumahan saat daya jual bunga tak sebanding dengan kebutuhan. Keindahan bunga ini menjadi ikon Tangsel yang tampak pada spanduk yang biasa terlihat di perkantoran atau jalan yang isinya selalu menyematkan gambar bunga anggrek ungu Van Douglas ini.
Flora peninggalan di masa kolonial Belanda itu, kata Ian Adrian,menjadi bukti kekhasan dan indentitas Tangsel. "Tangsel memiliki kekayaan alam raya tumbuhan, pepohonan dan hewan yang ada di sana. Hal ini yang menjadi inspirasi untuk eksplorasi Batik Tangsel yang saya kerjakan," jelas Ian.
Yang tak kalah menarik kata Ian Adrian berdasarkan sejarah tempo dulu, Tangsel juga memiliki kekhasan dengan Blandongan atau bangunan rumah yang ternyata khasnya kota ini. Kata Ian, umumnya bangunan yang disebut Blandongan merupakan bangunan semacam saung yang dibuat di dekat rumah induk yang berfungsi sebagai tempat kumpul atau mengobrol. Umumnya Blandongan dimiliki warga yang memiliki kebun atau warung.
Menurut Ian Adrian, Blandongan ini adalah tempat hasil kebun disimpan setelah dipetik. Menjadi tempat petani rehat dan ngopi sesudah atau sebelum berkebun. "Kalau pemilik warung biasa memanfaatkan Blandongan sebagai tempat pembeli duduk dan menikmati jajanan.
Menurut Ian Adrian, Anggrek Ungu dan Blandongan, dua dari sekian kekhasan Tangsel yang tak banyak diketahui orang. Kemudian kata Ian untuk pengerjaan eksplorasi Batik Tangsel kali ini juga menghadirkan motif yang sekarang dikembangkan yaitu Angrek Vanda Douglas, Tanah, Rumah Blandongan, Tandon Air dan Golok.
Ian Adrian juga menjelaskan tentang kekayaan lain dari budaya kota Tangsel adalah suuk. Kata Ian, bila berkunjung ke pinggiran kota Tangsel yang notabene masih perkampungan akan menemukan kebun suuk atau kacang. Secara keseluruhan semua motif ini berdasarkan sejarah dan kearifan lokal Kotamadaya Tangsel. Berdasarkan sejarahnya, Tangsel tidak lepas dari pengaruh budaya Tiong Hoa yang tercermin melalui motif Naga, Banyi, Kipas dan Klenteng, juga kolonial Belanda. Malam ini, Ian Adrian menghadirkan eksplorasi batiknya ke rancangan busana siap pakai seperti blus, rok, celana, dress dan sebagainya.