REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kementerian Pariwisata memastikan Bali tetap aman dikunjungi di tengah simpang siur pemberitaan terkait Gunung Agung yang masih erupsi hingga saat ini. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara di Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan pemerintah sangat peduli dengan keselamatan rakyat dan tidak ada maksud sama sekali mengabaikan keselamatan demi mendatangkan pariwisata.
"Walaupun status tanggap darurat dicabut, penyaluran berbagai logistik untuk masyarakat yang terkena dampak akan tetap dijamin," kata Pitana melalui pesan tertulis, Senin (25/12).
Pitana mengatakan Gubernur Bali mengumumkan pencabutan status tanggap darurat atas persetujuan Presiden Joko Widodo. Selama ini status tersebut diumumkan semata-mata untuk tujuan logistik, yaitu pemerintah provinsi bisa mengeluarkan stok beras untuk pengungsi.
"Jika dilihat dari sisi keamanan wilayah sesungguhnya tidak ada yang tanggap darurat," kata Pitana.
Pulau Dewata dinyatakan normal. Status awas atau level empat hanya berlaku untuk radius delapan hingga 10 kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Agung, sesuai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Maritim beberapa waktu lalu.
Citra Satelit Himawari saat ini hanya mendeteksi anomali panas di udara sekitar Gunung Agung. Kecenderungan angin secara umum akan bertiup ke timur hingga Maret 2018. Saat ini sebaran abu vulkanis tidak terdeteksi, sehingga Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyimplkan daerah wisata dan penerbangan di Bali pada umumnya dinyatakan aman.
Advertisement