REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Dua penyanyi ternama Giring Nidji dan Tompi berbicara soal ekonomi kreatif pada acara “The Mighty Generations: The Future in Your Hands” di Hotel Akmani Jakarta, Ahad (17/12). Acara yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini ni merupakan acara ngobrol dan berbagi wawasan tentang industri kreatif.
Ketua Umum PSI, Grace Natalie, mengatakan inti acara ini adalah empowerment dengan isu kekinian untuk melihat peluang-peluang baru.
“Betapa beruntungnya generasi sekarang dengan kehadiran teknologi informasi, khususnya internet. Dulu orang-orang tua kita jika mau membangun usaha transportasi, harus punya kendaraan sendiri. Biayanya mahal,” kata Grace dalam siaran persnya, Selasa (19/12).
Sekarang ini, lanjut Grace, orang seperti pendiri Gojek, Nadiem Makarim, tidak perlu punya kendaraan sendiri. Dia cukup jadi jembatan antara mereka yang punya motor dengan para penumpang.
Dengan internet, dunia berubah. “Kita banyak dimudahkan. Ilmu ada semua di sana. Tinggal kita mencarinya,” ujar Grace.
Mantan jurnalis TV itu berharap semoga peserta bisa mendapat pengetahuan baru dari para pembicara, semakin membuka mata.
Dalam konferensi pers, Giring menyatakan beruntung bisa berpartisipasi di acara ini. Dalam acara ini, Giring membawakan materi tentang digitalisasi dan streaming music. “Ini adalah titik cerah baru industri musik. Why should buy if you can rent? Beda dengan dulu,” kata Giring.
Tapi, untuk konteks Indonesia, belum bisa jadi penghasilan utama karena jangkauan artisnya belum seluas artis luar negeri. “Ya, tapi bisa buat tambahan penghasilan di masa tua kalau lagu kita masih didengarkan orang,” kata Giring.
Sementara itu, Tompi berbicara soal dirinya yang multi-profesi. Selain sebagai penyanyi dan dokter bedah, ia kini juga menekuni pekerjaan sebagai videografer, “Saya punya production house,” kata putra Aceh tersebut.
Dari pagi sampai sore, Tompi di klinik bedah. Setelah sore, memotret, syuting, atau rapat urusan production house.
Tompi mengungkapkan, banyak yang bertanya kenapa dirinya bisa melakukan banyak hal. Pada saat mengerjakan hal yang disukai, kita tidak akan merasa lelah. “Kalau bekerja dengan passion, yang kayaknya mustahil ternyata bisa dilakukan,” ujar Tompi.