REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perempuan Indonesia di Italia berbagi kisah inspiratif yang bertajuk "Perempuan Indonesia di Italia" menceritakan pengalaman dengan latar belakang kehidupan dan pekerjaan berbeda dalam rangka memperingati Hari Ibu pada 22 Desember sekaligus HUT Dharma Wanita Persatuan KBRI Roma.
Peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Roma ke-18 diikuti pengurus dan anggota yang merupakan istri dari diplomat Indonesia dengan antusias mengikuti upacara, yang juga diikuti masyarakat Indonesia di Roma, demikian Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Charles F. Hutapea kepada Antara London, Jumat (15/12).
Kehidupan di Italia dan Eropa yang menjadi impian banyak orang tidak selalu semudah dan seindah yang dibayangkan. Junie Artati Alwi, istri dari Wakil Kepala Perwakilan KBRI Roma bercerita pengalamannya sebagai istri diplomat.
Hidup berpindah dari negara satu ke yang lain, sambil mengurus anak-anak, selain mendapat pengalaman luas dalam banyak hal, ia terkadang harus menjadi guru bagi anaknya sekalipun ia tidak mengerti materinya dengan jelas.
Sementara itu Mistin Muhibah, lebih 10 tahun bekerja menjadi asisten rumah tangga di Italia menggapai kehidupan yang lebih baik bagi keluarga dan lima anak. Sebelumnya, ia seorang pengusaha katering di Bali mengalami kebangkrutan karena peristiwa bom Bali. Dengan perjuangan berliku, ia pun bisa ke Italia untuk bekerja dan belajar bahasa Italia, dan membawa suami.
Kisah Winny Amato, istri dari seorang Italia yang bekerja di organisasi internasional hidup berpindah dari satu negara ke negara lainnya. Sepeninggal sang suami, ia pun mengabdikan hidupnya membantu orang lain dan membawanya aktif berorganisasi dan ikut mempromosikan Indonesia di Italia.
Dubes RI untuk Italia, Esti Andayani, adalah dubes perempuan Indonesia pertama di Italia merupakan diplomatmemangku sejumlah jabatan dalam pemerintahan, termasuk menjadi Dubes RI di Norwegia dan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di Kementerian luar negeri RI berbagi tips kepada perempuan Indonesia agar selalu profesional, optimistis dan menjaga hubungan baik dengan banyak orang.
Atase Perdagangan KBRI Roma mewakili perspektif laki-laki menekankan penting peran perempuan dalam kehidupan yang harus saling menghormati.
Dalam kesempatan itu, juga ditayangkan video Betty Bariati dari kota Turin dan Linda Sangalli dari kota Rimini membuat terkesan anggota Dharma Wanita.
Betty yang lebih dari 15 tahun di Italia, ibu rumah tangga dan penyanyi profesional harus membagi waktu. "Saya tetap menjaga harkat martabat sebagai perempuan Indonesia di tengah budaya yang berbeda," ujar Betty yang ikut mempromosikan makanan Indonesia dan senang berbatik ini.
Sementara Linda Sangalli, menikah dengan pelukis Italia dan menetap di Italia sejak tahun 1983 bekerja sebagai juru masak di hotel. Perjuangannya tidak sia-sia, tahun ini ia membuka restoran Italia "Indonesia" di Rimini.
Acara dihadiri warga Indonesia di Roma dan sekitarnya. Ismi, mahasiswi pasca sarjana di Universitas La Sapienza, Roma menyatakan kekagumannya pada perempuan Indonesia yang berada di Italia. "Kisah mereka sungguh menjadi inspirasi bagi kami untuk terus belajar dan berjuang," ujar Ismi.
Dalam bincang-bincang yang dipandu , Agustina Dian KD, Sekretaris III KBRI Roma juga ada Emi Trenggono, yang sudah lebih dari 50 tahun tinggal di Italia. "Dulu saya dikirim Presiden Soekarno belajar menyanyi di konservatorium di Italia," tutur Emi. Ia pun kemudian mengabdikan dirinya sebagai guru di Sekolah Indonesia di Roma, dan setelah sekolah tersebut ditutup tahun 1980an, ia bekerja di KBRI Roma sambil aktif mempromosikan Indonesia.
Dubes Esti Andayani selaku penasehat DWP menyampaikan pesan agar anggota DWP sebagai mitra sejajar suami mengembangkan kualitas diri dan menjaga ketahanan keluarga sebagai entitas terkecil di masyarakat. "Italia adalah negara besar dengan sejarah panjang peradaban. Banyak hal bisa dipelajari selama berada disini," demikian pesan Dubes Esti.