Rabu 13 Dec 2017 05:26 WIB

Tahukah Anda Mengapa Manusia Bisa Menangis?

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Menangis
Foto: Pixabay
Menangis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang menangis karena alasan yang berbeda. Menangis adalah hal yang manusiawi. Meskipun beberapa hewan meneteskan air mata, manusia adalah satu-satunya mahkluk yang menangis karena alasan emosional.

Bukan hanya pemicu emosional yang membuat menjatuhkan air mata. Sebenarnya ada tiga macam jenis air mata. Pertama, ada bagian mata yang mengeluarkan air mata untuk proteksi atau perlindungan, yang disebut air mata basal. Lalu, ada air mata refleks yang datang sebagai respons terhadap iritasi fisik. Terakhir, ada air mata yang memisahkan kita dari hewan lain. Air mata ini sifatnya emosional.

Selain hal-hal tersebut, beberapa hal dibawah ini bisa menjadi penyebab Anda meneteskan air mata, dilansir dari Huffington Post.

Kelelahan

Bayi bukan satu-satunya yang menangis saat mereka mengantuk. Orang dewasa melakukannya juga. Ketika Anda terlalu lama menonton TV, Anda bisa saja tiba-tiba mengeluarkan air mata. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa Anda tidak cukup tidur. Sebuah studi yang dilakukan oleh para periset di University of Pennsylvania menunjukkan bahwa tidur dibawah 4,5 jam setiap malamnya menyebabkan perubahan mood yang negatif, mulai dari iritabilitas hingga kesedihan.

Menurut National Sleep Foundation, tidak ada angka pasti berapa jam setiap orang seharusnya tidur. Antara tujuh sampai delapan jam tidur bisa jadi langkah baik untuk memulai.

Ada sesuatu di mata Anda

Memotong bawang merah sering muncul dalam pikiran saat kita memikirkan air mata refleks, yaitu air mata yang dihasilkan untuk melindungi mata Anda dari iritan. Saraf di kornea akan memberi tahu batang otak bahwa ada sesuatu yang mengganggu mata. Batang otak kemudian mengirimkan hormon ke kelopak mata Anda, yang menghasilkan air mata untuk membantu membersihkan apa pun yang mengganggu mereka.

Tapi bukan hanya bawang yang menyebabkan refleks ini. Iritasi lainnya meliputi asap, debu atau embusan angin yang kencang dapat membuat Anda berlinang. Dengan mata yang secara reflek mengeluarkan air mata berfungsi untuk mencegah iritasi.

Memiliki dua kromosom X

Wanita secara biologis dibangun untuk lebih sering menangis daripada pria, lapor The Wall Street Journal. Saluran air mata pria sebenarnya lebih besar dari pada wanita, artinya dibutuhkan sedikit cairan bagi wanita untuk dapat menumpahkan air daripada yang dilakukan pria.

Selain itu, di antara 20 dan 40 persen wanita melaporkan mengalami sindrom pramenstruasi pada hari-hari sebelum siklus menstruasi mereka dimulai. Selain kembung dan sakit kepala, menangis adalah salah satu gejala PMS yang paling umum, menurut Mayo Clinic.

Tapi predisposisi wanita terhadap air mata tidak semua berasal dari cara mereka dibuat. Hal ini juga berkaitan dengan pengkondisian sosial. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cross-Culture Research melihat perbedaan antara jenis kelamin di berbagai negara, yang semuanya memiliki tingkat kekayaan dan kebebasan berekspresi yang bervariasi. Seberapa sering masing-masing gender menangis ditinjau dari paling dramatis adalah negara yang kaya, kemudian demokratis dan yang terakhir feminin.

Stres

Lauren Bylsma, seorang sarjana postdoctoral yang meneliti depresi masa kecil di University of Pittsburgh mengungkapkan belum ada penelitian yang secara langsung melihat menangis akibat stres bisa lebih tinggi potensinya dibandingkan dengan keterkaitan kecemasan dengan  air mata.

"Kami menemukan bahwa situasi konflik cenderung menjadi penyebab berlinangnya air mata, karena bentuk stres interpersonal. Terkadang dalam situasi seperti ini, tangisan bisa membantu memfasilitasi sebuah resolusi terhadap konflik apa pun yang menyebabkan reaksi menangis itu terjadi. Jadi menangis juga memiliki beberapa fungsi interpersonal, termasuk memunculkan bantuan atau dukungan dari orang lain," ujarnya.

Tapi apakah menangis benar-benar membantu meringankan sebagian dari stres itu? Beberapa orang merasa lebih baik setelah menangis, sementara yang lain tidak, kata Bylsma. "Ada beberapa bukti terbatas bahwa hormon stres dapat disekresikan dengan air mata ketika menangis sebagai respons terhadap stres atau emosi negatif, dibandingkan dengan air mata non-emosional. Tapi penelitian lain perlu dikaji lebih jauh sebelum kita bisa membuat kesimpulan definitive," kata Bylsma.

Depresi

Tingkat depresi yang tinggi sekalipun bisa tidak menyebabkan menangis atau mati rasa. Tapi peningkatan tangisan bisa menjadi tanda depresi, kata Bylsma. Merasa sedih atau mati rasa sepanjang waktu, kehilangan nafsu makan atau energi dan gejala lainnya adalah semua tanda gangguan mood. Depresi akan memburuk jika tidak diobati. Jika Anda menduga mengalami depresi, hubungi dokter Anda sesegera mungkin untuk mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement