Ahad 10 Dec 2017 07:53 WIB

Pendiri TBM Lentera Pustaka Raih UNJ Award 2017

Para penerima UNJ Award 2017.
Foto: Dok Lentera Pustaka
Para penerima UNJ Award 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang Universitas Negeri Jakarta (UNJ)  Award 2017, Jumat (8/12) bertabur torehan prestasi mahasiswa dan alumni UNJ. Salah satunya Pendiri TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus, alumni Pendidikan Bahasa Indonesia FBS UNJ hari ini dianugerahi “UNJ Award 2017” untuk kategori “Pengabdian Alumni kepada Masyarakat” bersama empat  alumni lainnya.

Di samping mendorong tegaknya budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, alumni UNJ ini bertekad untuk menekan angka putus sekolah di Desa Sukaluyu Kecamatan Tamansari Gunung  Salak Bogor yang selama ini 80 persen  tingkat pendidikan masyarakatnya hanya lulusan SD.

Melalui TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus berharap 300-an anak yang menjadi anggota akan mendapat kemudahan akses bacaan yang berkualitas. Sehingga,  dapat mengubah cara pikir anak akan pentingnya pendidikan dan masa depan.

“Sebagai alumni UNJ, Syarifudin Yunus telah berbuat secara konkret untuk mengabdi kepada masyarakat melalui taman bacaan yang didirikannya. Kita tahu, pentingnya membaca buku bukan hanya sebagai jendela ilmu pengetahuan. Tapi dapat mengubah cara pikir manusia untuk lebih baik dan lebih maju. Apalagi di tengah ancaman era digital, membangun budaya baca di kalangan anak-anak sangat penting dilakukan. Makanya, UNJ patut mengapresiasi alumni yang berbuat untuk masyarakat” ujar  Wakil Rektor III Universitas Negeri Jakarta, Prof  Dr  Sofyan Hanif MPd, saat memberi penghargaan UNJ Award 2017 di Kampus UNJ Rawamangun Jakarta, Jumat (8/12).

Ia menamnbahkan, UNJ Award 2017 merupakan ajang penghargaan atas prestasi mahasiswa dan alumni UNJ di berbagai bidang seperti penalaran, minat bakat, seni budaya, olah raga, dan pengabdian masyarakat. “UNJ Award 2017 menjadi cermianan prestasi mahasiswa UNJ di level nasional dan internasional yang mengharumkan nama almamater UNJ,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/12).

 

Sebagai institusi perguruan tinggi, UNJ juga memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong mahasiswa dan alumninya untuk berprestasi dan berbuat yang lebih konkret demi nama baik almamater, di samping kontribusi nyata kepada masyarakat, bangsa dan negara. Bertajuk “Persembahan Prestasi untuk Almamater”, UNJ Award 2017 digelar untuk kali ketiga dan dihadiri 300 civitas akademika UNJ serta menampilkan kreativitas para mahasiswa berprestasi.

 

Ia mengemukakan, di samping menjalankan tri dharma perguruan tinggi, UNJ mendorong segenap civitas akademika untuk berkiprah di segala bidang untuk menorehkan prestasi yang luar biasa. Ilmu pengetahuan yang diperoleh selama berada di kampus, sikap akademis yang dimiliki ujung-ujungnya harus mampu dikontribusikan kepada masyarakat. Sebab,  keberhasilan suatu kampus, utamanya terletak pada prestasi mahasiswa dan alumninya.

“Karena itu, UNJ sangat peduli terhadap prestasi apapun yang ditorehkan oleh mahasiswa dan alumninya. UNJ Award 2017 ini menjadi momentum kami untuk mengusung prestasi, baik akademis maupun non akademis,” tambah Sofyan Hanif.

 

TBM Lentera Pustaka

TBM Lentera Pustaka  didirikan oleh Syarifudin Yunus.  Berbekal pengalaman mengajar lebih dari 23 tahun dan naluri pendidik yang kuat, ia membaktikan diri untuk masyarakat, khususnya dalam membangun tradisi baca dan budaya literasi di kampung yang tergolong prasejahtera di Kaki Gunung Salak.

Ia menyadari mengelola taman bacaan masyarakat tidaklah mudah. Di samping butuh tempat,mengelola taman bacaan butuh pula biaya untuk infrastruktur dan perlengkapan seperti rak, lantai baca, buku-buku, dan boks baca. Belum lagi, perizinan taman bacaan di tingkat RT/RW, desa, kecamatan hingga kabupaten. Bahkan yang paling berat adalah “mempersuasi” masyarakat khususnya anak-anak dan orang tua yang nantinya akan memanfaatkan taman bacaan tersebut.

“Karena sehebat apapun taman bacaan, jika tidak ada anak-anak yang membaca maka percuma. Jadi, membangun taman bacaan pokok utamanya adalah pendekatan sosial agar bisa diterima masyarakat dan meyakinkan membaca itu penting buat anak” ujar Syarifudin Yunus.

Ia menjelaskan, TBM Lentera Pustaka menyelenggarakan jam baca seminggu tiga kali (Rabu, Jumat, Ahad) untuk melayani aktivitas baca anak-anak yang dibimbing oleh dua petugas, di samping kegiatan dongeng bacaan, membaca sambil bermain, bedah buku, dan kids financial literacy.

Selain itu, TBM Lentera Pustaka pun mengajarkan prinsip “peradaban anak” dengan mewajibkan setiap anak yang menjadi anggota harus berperilaku: 1) berdoa sebelum membaca, 2) budaya antre, 3) mengucapkan salam saat datang dan pulang, dan 4) cium tangan.

 

Dengan koleksi lebih dari 1.200 buku saat ini, TBM Lentera Pustaka menjadi satu-satunya taman bacaan masyarakat yang ada di Kecamaan  Tamansari,  Kabupaten Bogor. Bahkan TBM Lentera Pustaka pun kini tengah melakukan terobosan program pemberdayaan masyarakat dengan mempelopori berdirinya kawasan “Wisata Literasi Lentera Pustaka”.

Ini sebuah kawasan wisata membaca di alam yang menyenangkan dan penuh ekspresif, yang cocok bagi anak-anak dan keluarga untuk menjadikan “membaca sebagai gaya hidup” di era milenial. “Cara untuk gempuran perangkat digital seperti sekarang, maka kebiasaan membaca anak sangat perlu ditegakkan,” tegas Syarifudin Yunus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement