Selasa 28 Nov 2017 16:46 WIB

Maskapai Diminta tak Kenakan Biaya Ganti Jadwal Terbang

Penumpang terdampak penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diberangkatkan ke terminal terdekat menggunakan bus gratis kerja sama pemerintah Provinsi Bali, Perum Damri, dan Organda.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Penumpang terdampak penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diberangkatkan ke terminal terdekat menggunakan bus gratis kerja sama pemerintah Provinsi Bali, Perum Damri, dan Organda.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta komitmen maskapai untuk memberi kemudahan kepada wisatawan yang terkena pembatalan penerbangan karena terdampak erupsi Gunung Agung. Jangan dikenakan tambahan biaya untuk mengubah jadwal terbang.

“Sekali lagi, ini force majeur, permudah semua kebutuhan wisatawan! Layani yang terbaik, di saat mereka sangat membutuhkan,” kata Arief Yahya.

Pagi ini, Selasa (28/11) pukul 05.58 WITA Bandara Internasional Lombok Praya kembali beroperasi normal. Saat Bandara Ngurah Rai Bali ditutup selama 24 jam ke depan, akses wisatawan dari dan menuju Bali bisa ditempuh via Lombok.

Hal ini berdasarkan Notice to Airmen (NOTAM) nomor B8926/17 yang diterbitkan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia.

“Tadi malam Bandara Lombok sempat ditutup lagi karena ruang udara terdampak abu vulkanik. Tapi setelah pengamatan dan koordinasi yang dilakukan, diputuskan untuk Bandara Lombok kembali beroperasi normal mulai Selasa, (28/11) Pukul 05.58 WITA,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Selasa (28/11).

Kadispar NTB Lalu Faozal menambahkan, suasana di Lombok aman dan siap menerima wisatawan. Dalam hal wisatawan yang kena pembatalan di Bali, bisa terbang via Lombok.

“Industri perhotelan di Lombok juga siap dengan skema yang diminta Pak Menpar Arief Yahya, yang terkena dampak cancellation mendapatkan free akomodasi sehari, selebihnya 50 persen diskon,” kata Lalu Faozal.

Para industri di Lombok juga menyadari, force majeur itu bukan kesalahan wisatawan. Tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti erupsi bakal terjadi. “Karena itu kami sudah rapatkan dengan industri pariwisata Lombok, dan mereka welcome mengikuti skema yang diminta Pak Menpar Arief Yahya, sama dengan di Bali,” kata dia.

Skema yang dimaksud adalah, memfasilitasi wisatawan yang terjebak penutupan bandara Ngurah Rai. Yang harusnya pulang, tetapi tidak bisa berangkat, boleh ke Lombok, dengan 100 persen free akomodasi di hari pertama, dan selanjutnya diskon 50 persen.

Lombok juga menyiapkan transportasi dari hotel, bandara, dan pelabuhan juga dengan gratis. Bahkan Dispar Lombok bersama industri akan membawa wisatawan itu melihat dan menikmati beberapa destinasi yang sudah disiapkan di Lombok, agar tidak bosan menunggu jadwal terbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement