Selasa 28 Nov 2017 13:18 WIB

Cara Pemda Badung 'Menjaga' Turis Terdampak Erupsi Gunung

Wisatawan memadati Pantai Pandawa, Kab. Badung, Bali, Ahad (2/11).  (Antara/Fikri Yusuf)
Wisatawan memadati Pantai Pandawa, Kab. Badung, Bali, Ahad (2/11). (Antara/Fikri Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Bali berupaya menangani persoalan kemanusiaan dengan cara-cara yang sangat manusiawi. Di saat erupsi Gunung Agung memaksa Bandara Internasional Ngurah Rai tutup, Senin, (27/11)  pukul 07.15 WITA sampai 18 jam, para industri pun bergerak.

Bukan untuk kepentingan bisnis, mengejar laba, atau memburu omzet perusahaan. Tetapi mencari cara untuk menservis wisman yang terlantar di Bandara Bali akibat pembatalan penerbangan. Mereka yang tidur dan menginap di airport langsung disediakan akomodasi gratis.

“Tidak boleh ada satu pun wisatawan yang tidur dan menginap di bandara, sampai menunggu bandara dibuka. GIPI Bali (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) bersama Pemkab Badung menyiapkan akomodasi gratis, untuk malam ini, dan besok kalau bandara masih tutup,” kata Gus Agung, Ketua GIPI Bali.

Akomodasi itu, kata Gus Agung, termasuk makan pagi. Pengusaha sepakat, harganya disamakan, dan dipatok nett. “Pemkab Badung menyiapkan budget Rp 2 miliar untuk 2 malam, 1 kamar untuk dua tamu, dan mulai malam ini,” kata Gus Agung.

Gus Agung dan para pengusaha GIPI Bali sependapat dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut dia, travellers yang berlibur di Bali itu adalah customers industri pariwisata. Ketika mereka diperlakukan dengan istimewa, dalam situasi yang sedang sulit, nantinya akan berdampak positif dan jangka panjang.

Begitupun sebaliknya. Jika mereka dibuat tidur tidak nyaman, terlantar di bandara, apalagi sampai sakit, dan stakeholder pariwisata di Bali memberi service yang baik, ini bisa berdampak negatif ke depan. Di era media sosial ini, bahkan mereka bisa posting bebas mengungkapkan isi kekesalan hatinya.

“Begitu dilayani dengan sangat baik, sangat terhormat, sangat manusiawi, mereka pun akan memposting kegembiraan hatinya, di tengah suasana panik,” kata Gus Agung.

Menpar Arief Yahya menambahkan, ketika memberikan services jauh melebihi ekspektasi customers, mereka akan menjadi sangat loyal. Merela juga akan bercerita ke mana saja, melalui media apa saja, tentang kebaikan hati para industriawan dan pemerintah Bali, dan Indonesia.

“Saya sudah kenyang dengan pengalaman di manajemen korporasi dengan cara itu. Maka, apa yang dilakukan Pemkab Badung dan GIPI Bali itu sangat bagus! Begitulah seharusnya, berinvestasi jangka panjang,” kata Arief Yahya.

Nilai Rp 2 miliar yang disiapkan Pemkab Badung itu, sebenarnya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan rata-rata Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama setahun. Gus Agung menyebut rata-rata PAD nya Rp 7 triliun setahun, angka Rp 2 miliar itu hanya sama dengan subsidi ke 2 RT saja di Kab Badung.

Tetapi, langkah Pemkab Badung yang mau menganggarkan untuk wisman yang tidak mendapatkan fasilitas akomodasi dari airlines akibat cancellation itu sudah sangat bagus.

Mereka juga menyadari, bahwa core economy Badung adalah pariwisata. Customers-nya adalah travellers. Merawat customers itu adalah cara terbaik agar mereka menjadi customers setia dan tetap berwisata ke Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement