Ahad 26 Nov 2017 14:29 WIB

Kemenpar Gelar Sales Mission Tiongkok Daratan di Nanning

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana
Foto: Republika/Winda Destiana
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana

REPUBLIKA.CO.ID,NANNING -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) semakin getol mengeksplorasi pasar wisatawan Tiongkok. Terbaru, Kementerian yang diremote langsung oleh Arief Yahya ini melalukan Sales Mission Tiongkok Daratan 2017 di kota ke-2 yaitu Nanning pada 22 November 2017.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan, ada alasan yang kuat kenapa Wonderful Indonesia begitu massif dipromosikan di kota-kota di Tiongkok.

"Karena jumlah outbound wisatawan Tiongkok adalah yang terbesar di dunia. Mencapai 120 juta, tapi yang ke Indonesia tidak sampai dua persen, masih di angka 1,4 juta orang, dan ini adalah momentum promosi jelang libur akhir tahun 2017," ujar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu, Jumat (24/11).

Dalam Sales Mission Tiongkok Daratan 2017 di Hotel Marriott itu, diikuti 12 sellers berasal dari Bali, Batam & Jawa Barat dan dihadiri 125 Buyers dan Ms Lin Hui Chao, Deputy Director Nanning Municipal Tourism Development Commission serta diliputi oleh Guang Xi Television.  

Acara diawali welcome dance Tari Setabik, tim kesenian dari Sumatera Selatan. Dilanjutkan Welcome Speech Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara serta Presentasi Kesiapan Palembang sebagai tuan rumah ASIAN Games oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan. Selain itu juga ada presentasi tentang Cross Border Batam Bintan oleh Christine Besinga.  

Pitana menambahkan, potensi pasar untuk wisatawan Cina ke Indonesia masih sangat besar. Apalagi, lanjut Pitana, karakter destinasi wisata di Indonesia sangat disukai wisatawan Cina. Mereka biasanya sangat menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut. Untuk urusan destinasi bawah laut, Indonesia memang rajanya.

Manado misalnya, ada Taman Laut Bunaken yang sudah terkenal untuk kegiatan snorkeling, diving dan wisata bahari lainnya. Lalu ada Taman Nasional Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah, Raja Ampat, Wakatobi, juga tidak ketinggalan Bali yang selalu menjadi favorit.

Strategi menyasar wisatawan Tiongkok, lanjut Pitana, terbukti efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Data BPS menyebutkan, pada tahun 2015 jumlah wisatawan Cina yang berkunjung ke Indonesia berada di peringkat ke-3 yaitu sebanyak 1.141.330 orang. Atau sebesar 11 persen dari jumlah wisman nasional secara keseluruhan.

Kemudian di tahun 2016 jumlahnya naik dan berada di peringkat ke-2 sebesar 1.452.971 orang atau 11 persen dari jumlah wisman nasional. Posisi China berada satu peringkat di bawah Singapura di urutan pertama.

Sedangkan pada periode Januari hingga September 2017, BPS mencatat jumlah kunjungan wisman China telah mencapai 1.606.615. Naik 45,68 persen dari periode yang sama di tahun lalu sebesar 1.103.503 orang. "Jumlah ini tentunya kita harapkan bertambah seiring momen libur akhir tahun. Cina adalah pasar potensial," kata VJ.

Vinsensius Jemadu memaparkan, dalam usaha menggaet pasar Tiongkok di ajang ini, Kementerian Pariwisata telah mempersiapkan segalanya dengan baik. "Juga lagi makanan dan minuman khas Indonesia. Semuanya akan disuguhkan. Selain alamnya, wisatawan Tiongkok ini juga sangat tertarik dengan makanan dan budaya Indonesia," ujar pria yang akrab disapa VJ ini.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, promosi ke Tiongkok ini sebagai bagian dari strategi marketing dan promosi meningkatkan kunjungan di akhir tahun. "Dengan berbagai potensi dan peluang yang ada, Tiongkok tetap menjadi prioritas. Kami yakin bisa mengoptimalkan situasi ini untuk terus memberikan dampak positif bagi pariwisata Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement