Ahad 26 Nov 2017 05:40 WIB

Menanamkan Jiwa Entrepreneur pada Anak

Rep: Dessy Susilawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak dengan bakal cemerlang dan kecerdasan lebih sering diperlakukan salah sehingga malah kesulitan ketika belajar di sekolah (ilustrasi)
Foto: heartofthematteronline.com
Anak dengan bakal cemerlang dan kecerdasan lebih sering diperlakukan salah sehingga malah kesulitan ketika belajar di sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin memiliki anak yang mandiri juga memiliki jiwa enterpreneur? Nah Psikolog, Rosdiana Setyaningrum memberikan sejumlah tips nih untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship sejak dini.

Orang tua sebaiknya memahami bahwa enterpreneurship untuk anak bukan hanya sekadar mengenai kemampuan menjual barang atau membangun bisnis. Kecerdasan emosional yang dapat membentuk karakter si kecil juga penting, seperti rasa percaya diri, keterampilan bersosialisasi, rasa tanggung jawab, dan keinginan untuk selalu berkembang.

"Menumbuhkan jiwa enterpreneurship kepada anak juga dapat memberikan sebuah hubungan yang mandiri, sehingga anak tidak akan menjadi sosok yang pemalu dan manja," kata Rosdiana dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (24/11).

Rosdiana mengatakan, untuk menanamkan jiwa entrepreneurship pada anak salah satunya dengan mengaajarkan bahwa semua barang memiliki harga. Terkadang anak sulit menghargai apa yang mereka miliki hanya karena tidak mengerti nilai dari barang tersebut atau asal uang yang digunakan untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan.

Namun ketika si kecil belajar bahwa ada harga dari semua barang yang mereka miliki, mereka akan lebih menghargai semua hal.

Ajarkan juga bahwa anak perlu berusaha dalam mendapatkan yang mereka inginkan. Beri kesadaran bahwa orang tua harus bekerja keras untuk mencukupi setiap kebutuhan mereka. Oleh karena itu, didik si kecil untuk memahami proses mendapatkan uang dengan cara melakukan pekerjaan kecil dan belajar menabung.

Berikan ia pemahaman akan kebutuhan. Ajarkan anak untuk memahami arti prioritas dan kegunaan sebuah barang. Hal ini akan mempermudah si kecil untuk memahami kata tidak ketika Anda mengatakannya.

Jangan lupa juga untuk mengajak ia untuk berbagi. Ketika selama ini si kecil selalu berada dalam posisi menerima, terkadang mereka lupa bahwa ada orang lain yang lebih membutuhkan. Berikan kesempatan agar anak dapat belajar berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.

Hal lain yang perlu dicoba adalah mendorong mereka untuk menjual barang-barang yang tidak lagi terpakai. Ini bisa menjadi latihan yang baik bagi si kecil untuk memahami nilai barang, uang, dan usaha. Mereka juga dapat belajar untuk merawat barang agar tetap berharga bagi orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement