REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Masih bingung akhir pekan ini mau kemana? Rangkaian atraksi keren yang dirancan komunitas Generasi Pesona Indonesia atau yang akrab disapa GenPI bisa jadi pilihan. Buat Anda yang ada di kota Palembang, segera arahkan tujuan ke Pasar Baba Boentjit yang diinisiasi GenPI Sumsel pada Ahad (26/11) mendatang.
Inilah atraksi keren yang menggabungkan antara daya tarik wisata budaya dan kuliner khas Palembang. Tempatnya juga menarik. Di pinggir Sungai Musi. Wisatawan dapat menikmati suguhan acara sepanjang siang hingga sore hari.
Banyak spot-spot menarik. Belum lagi pemandangan sunset di tepian Sungai Musi. Semakin melengkapi suasana akhir pekan yang bakal menjadi momen yang tak terlupakan.
Koordinator Acara Pasar Papa Boentjit, Sumarni Bayu Anita mengatakan, sesuai namanya, Pasar Baba Boentjit mengambil tempat di salah satu destinasi wisata heritage 'Rumah Baba Ong Boen Tjit'. Ini adalah rumah salah seorang pengusaha terkenal keturunan peranakan di Palembang Tempo dulu.
Rumah Ong Boen Tjit berbentuk rumah khas Palembang namun dengan interior dan ornamen Tiongkok yang penuh filosofi. Rumah ini disinyalir sudah berusia 300 tahun lebih.
"Lokasinya saja sudah menarik. Banyak yang bisa dieksplorasi oleh pengunjung nantinya. Melihat seperti apa ornamen-ornamen dan sejarah dari rumah Baba Boentjit ini," ujar Sumarni.
Lebih dari itu, di sekitar rumah tersebut juga terdapat pengrajin lidi nipah serta pengrajin kemplang tunu yang masih melakukan aktifitasnya hingga kini.
"Semua itu nantinya akan kita hadirkan menjadi suguhan yang benar-benar menarik," ujar Sumarni.
Pasar Baba Boentjit juga akan dimeriahkan dengan banyak atraksi dan lomba. Mulai dari rangkaian tari kreasi khas peranakan Palembang, demo masak oleh chef Kukuh serta drama Legenda Antu Banyu.
"Juga ada workshop kerajinan Nipah dan aneka jajanan khas Palembang ala pasar. Seperti Srikaya, Pindang udang, Pindang Telur Gabus dan tentunya pempek khas Palembang," ujarnya.
Pengunjung nantinya juga bisa mengikuti berbagai lomba seperti lomba foto dan lomba menulis blog. Rumah yang kini dihuni keturunan kedelapan dari Baba Ong Boen Tjit ini berada di Lorong Saudagar Yucing No. 55 RT 050 RW 002 Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1.
Untuk bisa mencapai lokasi ini ada beberapa pilihan moda transportasi yang bisa digunakan. Baik darat maupun sungai. Untuk jalur sungai bisa menggunakan perahu ketek (perahu kecil) dari dermaga Benteng Kuto Besak, Pasar Sekanak atau daerah Suro (Ulu Sungai Musi). Waktu tempuhnya sekitar 5 sampai 10 menit tergantung titik awal keberangkatan perahu.
"Sudah banyak masyarakat yang penasaran, terutama karena ada kegiatan menyeberang naik perahu. Itu menarik buat mereka," ujarnya.
Ia mengatakan, Pasar Baba Boentjit akan menambah atraksi baru yang ada di sepanjang Sungai Musi.
"Dulu ada Festival kopi (Kampung) Al-Munawwar di tepi Musi yang rame banget. Sekarang ada Festival Kuliner pasar Baba Boentjit di tepian Musi. Kangen ingin ngopi di tepian Musi? Datanglah kemari, bukan cuma kopi, ada beragam jajanan juga, asik banget pokoknya," ujar Sumarni.
Stafsus Menpar Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono didampingi Koordinator GenPI Nasional Mansyur Ebo mengatakan, kehadiran Pasar Baba Boentjit merupakan tindak lanjut dari kesuksesan aktivasi dan atraksi #PasarKaretan #RadjaPendapaCamp yang konsisten dan diinisiasi GenPI Jawa Tengah.
"Konsep pasar ini memang akan dikembangkan ke daerah lain. Dan salah satunya adalah Pasar Baba Boentjit oleh GenPI Sumsel, lalu Pasar Pancingan di Lombok, dan Pasar Siti Nurbaya Padang. Semuanya on pada Minggu pagi, 26 November 2017," ujar Don Kardono.
Ia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi anak-anak GenPI, pegiat media sosial dan masyarakat yang dipromosikan melalui media sosial.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah dan ide-ide kreatif yang dimunculkan komunitas GenPI. Bahkan ia menyatakan, konsep ini juga akan banyak dihadirkan oleh komunitas GenPI lainnya di berbagai daerah.
"Menciptakan atraksi baru yang kekinian dengan memanfaatkan potensi lokal serta menggandeng unsur Pentahelix. Ini merupakan acara yang tidak hanya mengangkat cultural value tapi juga akan menciptakan economic value sehingga akan membuatnya sustainable," kata Arief Yahya.
sumber : Kemenpar
Advertisement