Selasa 21 Nov 2017 14:24 WIB

Asyiknya Nonton Film Sambil Kemah di Pinggiran Danau Toba

Wisatawan berada di kawasan Pantai Bebas Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (27/10). Pemerintah
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Wisatawan berada di kawasan Pantai Bebas Danau Toba, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (27/10). Pemerintah

REPUBLIKA.CO.ID, SAMOSIR -- Ingin berkemah sambil nonton film dengan nuansa keindahan Danau Toba? Datang saja ke Lake Toba Film Festival (LTFF) 2017, 1-3 Desember 2017 mendatang. Acara yang digagas Rumah Karya Indonesia (RKI) ini dirancang Kemah 1000 Tenda. Lokasinya ada di pinggiran Danau Toba, Desa Parmonangan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

Ketua panitia RKI, Ojax Manalu menyebut, ada beberapa kegiatan menarik di event tersebut. Pertama malam penganugerahan. Setelah itu, workshop film, screening film atau kemah film, 1000 tenda, pentas budaya, sharing travelling dan travelling video sharing.

“Lake Toba Film Festival yang dibalut dengan Kemah Film 1000 Tenda merupakan dukungan dari teman-teman traveller di Indonesia khususnya Sumut, terhadap eksisnya keberadaan budaya leluhur sejak dahulu,” kata Ojax, Senin (20/11).

Ojax menjelaskan, LTFF 2017 adalah sebuah bentuk festival film yang berjuang mengangkat harkat dan martabat film-film lokal di kancah indsutri film yang berbasis kearifan budaya masyarakat Indonesia.  Isu-isu kebudayaan dengan spirit kreativitas dan inovasi tanpa batas dapat dikembangkan dan mampu menyentuh dinamika sosial di wilayah pedesaan.

"Danau Toba dipilih dengan alasan Sumatra Utara memiliki potensi perfilman yang kaya dari sudut kebhinekaan, lingkungan, dan budaya. Lewat film festival ini diharapkan kreativitas anak muda dari seluruh daerah di Indonesia khusuanya Sumatera Utara akan mampu mengungkapkan kondisi kekinian kearifan lokal nusantara," kata Ojax.

Selain itu, kata Ojax, pihaknya juga akan menampilkan Tobakustik Band. Band ini baru terbentuk pada 1 Juni 2016. Semangat yang diusung adalah melestarikan budaya serta memotivasi generasi yang sungguh berpotensi di Samosir.

"Tobakustik sudah terbukti mampu meriahkan sebuah acara. Contohnya saat mereka tampil di event Festival Pasir Putih Samosir, Batak Fiesta, horja bius, pesona budaya Batak, Jong Batak 2017 dan beberapa event lainnya," ujar Ojax.

Menurut Ojax, latar kegiatan ini melihat Danau Toba dan sekitarnya adalah tanah budaya. Konon mengingat pengembangan Danau Toba yang sudah berjalan pada saat ini semakin pesat.

“Kita juga dapat mengambil peran dalam prosesnya. Festival yang melibatkan kegiatan budaya harus tetap dipertahankan, perkembangan zaman dan teknologi tidak serta merta harus melunturkan budaya," kata dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kegiatan LTFF 2017 ini. Menurutnya, event ini bisa menggali dan mengembangkan keragaman seni tradisi yang ada di Sumatra Utara dan Indonesia pada umumnya. Selain itu menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan karya seni tradisi di Sumatra Utara dan Indonesia.

"Juga merangsang minat generasi muda terhadap karya seni tradisi, membangun sinerhisitas di antara pekerja seni tradisi serta lembaga lain yang memiliki tujuan yang sama dengan lembaga, menjadikan seni tradisi sebagai salah satu industri ekonomi kreatif. Ini sejalan dengan visi dan misi pariwisata," ujar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya berharap, generasi muda menciptakan agenda seni dan budaya berbasis kearifan lokal yang terencana dan sistematis. Sejauh ini aktivitas-aktivitas kesenian di Sumatra Utara belum memiliki grand design, masih bersifat musiman.

"Kalender kegiatan ini membuka ruang kepada seniman di Sumatera Utara untuk mengekpresikan kreativitasnya," kata Arief Yahya.

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement