Selasa 21 Nov 2017 12:47 WIB

KRI Dewaruci dan Bima Suci Meluncur di Ekspedisi Sail Sabang

Genderang Suling Jala Taruna tampil saat Upacara Pelepasan Satgas Sail Sabang di Dermaga Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (20/11).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Genderang Suling Jala Taruna tampil saat Upacara Pelepasan Satgas Sail Sabang di Dermaga Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan resmi melepas dua kapal. Pertama KRI Dewaruci. Satunya lagi KRI Bima Suci. Dua-duanya dilepas menuju Pulau Weh Sabang bersama 768 peserta ekspedisi Sail Sabang dari Dermaga Terminal JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/11).

“Pelaksanaan sail tahun ini saya rasa cukup unik. Karena ada dua kapal layar tiang tinggi yang ikut dalam misi pelayaran menuju ke Sabang,” ujar Luhut.

Luhut juga ingin para peserta yang berjumlah 768 orang ini bisa berbangga dengan keindahan alam yang ada di Indonesia. "Berbanggalah kalian pada negara kalian yang besar dan indah ini. Jagalah negerimu. Sepulang kau dari perjalanan pelayaranmu, ambillah pelajaran dari sana. Apa yang bisa kau lakukan untuk menjaga dan membangun negerimu ini. Lakukan hal yang positif. Jangan ikut larut dalam kegiatan yang tidak bermanfaat," katanya.

Dari sisi infrastruktur, Luhut ingin agar Indonesia bisa dibangun dari pinggiran dengan cara memperkuat daerah-daerah dan desa di pinggiran. Sehingga di masa mendatang tidak ada lagi kesenjangan yang terjadi.

"Manisnya buah pembangunan tidak boleh lagi hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Jawa namun harus pula dibagi adil dengan masyarakat di seluruh Indonesia," kata Luhut.

Di acara itu juga dihadiri Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kemenpar RI, Indroyono Soesilo. Dari sisi ekonomi, Menko Luhut ingin mendorong Indonesia memanfaatkan potensi pariwisata sebagai kepulauan terbesar di dunia. Estimasinya, ada 1,33 triliun dolar AS yang bisa digapai dari sektor pariwisata maritim.

Hal yang dirasa sangat masuk akal mengingat capaian devisa dari Pariwisata sudah ada di posisi nomor dua setelah sektor Minyak Sawit. Sektor ini diperkirakan akan menjadi penghasil devisa nomor 1 pada 2019.

“Indonesia pastinya memiliki banyak potensi wisata maritim yang amat potensial. Keindahan khas tropis yang memukau, kekayaan budaya, dan beragamnya aset bahari di negara kita jika dikelola dengan baik pasti akan memberikan efek positif yang sangat luar biasa besarnya," kata dia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut menyambut baik dua kapal KRI yang berlayar langsung ke Sabang. Even yang digelar 28 November-5 Desember 2017 itu diyakini bakal heboh.

"Kehadiran dua KRI Indonesia itu tentunya akan menjadi atraksi tersendiri di sana. Terlebih ada ratusan kapal yang hadir di sana. Jadi tunggu apalagi. Ayo ke Sabang," kata Arief Yahya.

Ari8ef Yahya direncanakan akan memantau langsung persiapan Sail Sabang, Selasa (21/11). Dari mulai Pelabuhan Balohan, Bandara Iskandar Muda, Pelabuhan Ulee Lheue, hingga rakor akan dilakoni Menpar secara marathon selama dua dua hari ke depan. “Saya akan pastikan semuanya berjalan baik. Akan terus dikawal. Even inilah yang menjadi penabuh dimulainya jalur Sabang-Phuket-Langkawi. Arahnya ke percepatan," ujar Arief Yahya.

Selasa (21/111),  persis H-7 Sail Sabang 2017, Menpar Arief bakal meninjau persiapan fisik Sail Sanang itu. Menpar akan melihat CT-3, terminal cruise yang akan dijadikan lokasi utama sail. Termasuk merasakan penyeberangan dari Banda Aceh ke Pulau Weh.

sumber : kemenpar

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement