Ahad 19 Nov 2017 14:17 WIB

Sentuhan Budaya di Desa Wisata Setanggor

Desa Wisata Halal Setanggor, Lombok Tengah. Pengunjung bisa merasakan sensasi mengaji di tengah sawah.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Desa Wisata Halal Setanggor, Lombok Tengah. Pengunjung bisa merasakan sensasi mengaji di tengah sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan kunjungan ke Lombok. Menpar juga menyempatkan diri mengunjungi Desa Wisata Setanggor yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Didampingi Ketua Tim Percepatan Homestay Anneke Prasiyanti, kedatangan Menpar disambut oleh tarian masyarakat dengan diiringi dengan musik daerah. Menpar juga disuguhi dengan pertunjukan musik daerah berupa gamelan khas Lombok saat mampir ke Sanggar Seni Setanggor di Desa Wisata Setanggor.

Dalam sambutannya Menpar mengatakan bahwa Setanggor adalah salah satu desa wisata terkeren di Indonesia.“Saya sudah pernah melihat beberapa desa wisata yang paling keren, salah satunya adalah Setanggor,” ucap Menpar.

Salah satu yang menjadi kekuatan di Desa Wisata Setanggor dikatakannya adalah budaya. Dan Desa Wisata Setanggor memiliki itu dan telah mengemasnya dengan baik. “Core Business kita adalah budaya, dan saya

sangat apresiasi pertunjukan budaya di sini,” kata Menpar.

Dengan produk yang telah baik tersebut, Arief mengingatkan agar terus dapat menjaga konsistensi tersebut. Pertunjukan budaya dipertahankan atau bahkan dikemas dengan standar global dengan melibatkan

pendampingan dari profesional.

Desa Wisata Setanggor berada di Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah. Jaraknya yang hanya 5 kilometer dari Bandara Internasional Lombok itu memang tengah diminati wisatawan.

Balutan konsep wisata religi dengan ragam potensi alam pedesaan menjadi daya tarik tersendiri bagi desa ini untuk menarik wisatawan. Baik nusantara maupun mancanegara. Setidaknya ada 14 spot wisata yang bisa dinikmati di desa ini.

"Paket wisata yang ditawarkan adalah keindahan panorama alam pedesaan serta budaya dan juga kuliner tradisional masyarakat Sasak di Pulau Lombok," ujar Ida Wahyuni, penggagas Desa Wisata Setanggor.

Menteri Pariwisata Arief Yahya kembali mengajak seluruh elemen masyarakat melompat jauh menuju target menjaring 20 juta wisatawan di 2019. Caranya, Go Digital. Jurus ini disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menjadi salah satu pemateri dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema 'Manajemen Komunikasi Pemerintah di Era Digital', Jumat (17/11) di Mataram sebelum mengunjungi Desa Wisata Setanggor.

“Digitalisasi komunikasi publik merupakan sebuah keharusan agar tidak ketinggalan zaman,” ujar Menpar Arief Yahya.

Tema yang dibicarakan diangkat menjadi harapan baru Indonesia untuk naik panggung sebagai the best digital marketing in the world.  "Kita harus sadar, digital itu akan semakin akrab dengan kehidupan orang. Strategi-strategi yang saya pikirkan harus bisa cepat tersampaikan ke seluruh aparat di berbagai daerah. Ingat, yang cepat memakan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil," kata Menpar Arief Yahya.

Dalam materi presentasi berjudul 'Wonderful Indonesia Go Digital' itu Arief Yahya mengatakan, data-data yang disampaikan pun harus akurat agar bisa meraih kepercayaan publik. “Kita harus menyampaikan data dari

sumber primer yang diakui dalam standar global, sumber data itu jangan menggunakan opini pribadi tanpa data pendukung,” ujar Menpar.

Dengan saluran digital yang penetrasinya cepat dan luas, jangan sampai karena data yang tidak benar justru menjadi blunder. Atau bahkan dianggap sebagai pencitraan. “Kinerja yang hebat dan berhasil adalah dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan komunikasi publik terbaik,”  ujar Arief Yahya.

Bercerita mengenai digitalisasi Kemenpar, dia memberikan contoh penyebaran informasi dari generasi muda bernama Generasi Pesona Indonesia (GenPI). Inilah barisan anak muda yang suka posting pariwisata. Komunitasnya getol dan tidak henti-hentinya menggunakan jari mereka untuk pariwisata Indonesia. Passion mereka memang di pariwisata. Setiap hari mempromosikan tem-tema pariwisata, sehingga makin bergairah di Instagram, Facebook, Twiter, YouTube, WeChat, Weibo, Line, Path, dan platform medsos lainnya.

“Ini sukarelawan yang tidak henti-hentinya mempromosikan pariwisata Indonesia via medsos. Teruslah nge-gas mempromosikan destinasi wisata Indonesia, events dalam kalender nasional dan daerah, serta kebijakan

kepariwisataan,” ajak Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement