Rabu 15 Nov 2017 16:57 WIB

Go Digital, Kemenpar Sosialisasi Diklat Daring Bagi ASN

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tak henti-hentinya Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan seluruh jajarannya mengedepankan konsep Go Digital Be The Best. Salah satunya yang disampaikan pada 50 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kepariwisataan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang ikut ditularkan ‘virus’ go digital. 

Pemikiran 50 ASN tadi perlahan mulai digeser ke digital minded. Frame pemikirannya dibuka lewat Sosialisasi Sistem Pembelajaran Jarak Jauh melalui Diklat Online di Jogja Plaza Hotel, 8-9 November 2017.  
 
"Kami tidak bisa menunggu ditinggalkan customers. Jadi semua lini harus segera menjemput perubahan dengan go digital jika ingin winning the future customers," tukas Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kemenpar Ahman Sya yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Riwud Mujirahayu, Kamis (9/11).
 
Di Yogyakarta, Go Digital Be The Best itu diangkat menjadi harapan baru Wonderful Indonesia. Seluruh aparatur ASN diajak sama-sama naik panggung sebagai the best digital marketing in the world. Nomor satu di dunia, menyentuh semua orang di muka bumi. Caranya, lewat e-learning. Proses pembelajaran jarak jauh. 
 
“Sosialisasinya akan terus digelar di empat tempat. Pertama ini di Yogyakarta. Lalu di Surabaya tanggal 12 hingga 14 November. Setelah itu Bali, 20-22 November. Dan terakhir di Nusa Tenggara Barat pada 26 hingga 28 Desember,” ujar Ahman Sya.
 
Arahnya dirancang bermuara ke pengembangan SDM Pariwisata menuju kompetensi yang berstandar dunia. Semua serba digititalized. Standar pembelajaran didapat dari tenaga ahli di bidangnya. Pembelajarannya pun dapat diakses di mana saja dan kapan saja oleh pesertanya. 
 
“Ini bentuk implementasi program prioritas go digital Kemenpar. Kami ingin membuat terobosan dalam menyosialisasikan strategi  serta kebijakan pemerintah pusat kepada ASN di daerah,” ujarnya.
 
Sementara itu Riwud Mujirahayu menambahkan, sistem pembelajaran Diklat Online atau lebih dikenal dengan e-learning merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar. Di program ini, peserta didik tidak perlu duduk di ruang kelas untuk menerima bahan. 
 
“Diklat Online dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran dan menghemat biaya yang dikeluarkan. Kegiatan ini akan mempercepat dan memberikan kemudahan pembelajaran tentang kepariwisataan melalui media digital,” ujarnya.
 
Dengan kemudahan tersebut, Riwud berharap agar seluruh jajaran aparatur kepariwisataan di seluruh Indonesia mampu menyerap semua informasi pembelajaran yang diberikan. Goal lainnya, mengaplikasikan dalam pola pikir dan cara kerjanya menjadi semakin digital. “Diklat Online ini disupport Tim Telkom dalam pengembangan sistemnya,” tuturnya.
 
Di kesempatan yang sama, Plh Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Iyung Masruroh mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud dari top 3 program kemenpar. Baginya, e-learning menghadirkan solusi tepat agar ASN lebih leluasa dan siap bersaing di bisnis pariwisata. 
 
Semuanya bisa jauh lebih kreatif, lebih luas jangkauannya karena langsung masuk ke pasar global. “Ini memang sudah seharusnya berjalan seirama. Keunggulannya ada dua keunggulan. Yang pertama mudah diterjemahkan oleh ASN di daerah. Satunya lagi ini tidak terbatas ruang dan waktu," ungkap Iyung.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik Sosialisasi Diklat Online ini. Mantan Dirut Telkom itu menyebut dengan inisiatif ini diharapkan program-program prioritas dan strategi pengembangan kepariwisataan yang dicanangkan bisa cepat tersampaikan ke daerah. Dengan begitu target dan sasaran yang diinginkan dapat segera ditindaklanjuti oleh daerah.
 
"Kita harus sadar, digital itu akan semakin akrab dengan kehidupan orang. Strategi-strategi yang saya pikirkan harus bisa cepat tersampaikan ke seluruh aparat di berbagai daerah. Ingat, yang cepat memakan yang lambat, bukan yang besar memakan yang kecil," kata Menpar Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement