Senin 13 Nov 2017 11:22 WIB

Angkat Tradisi dan Budaya, Kunci Kesuksesan BEC 2017

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan Menteri Pariwisata Arief Yahya hadiri Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017.
Foto: banyuwangikab.go.id
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan Menteri Pariwisata Arief Yahya hadiri Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Parade busana kolosal, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) berlangsung meriah, Sabtu (11/10) lalu. Disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, ratusan talenta ini membuktikan bahwa budaya dan potensi lokal bisa diangkat menjadi sebuah seni kreatif modern.

”Yang membuat berbeda adalah, BEC ini semua dikelola dan dibuat oleh masyarakat Banyuwangi. Dari sanggar, pemusik, penari hingga panitia pelaksana semua dari masyarakat Banyuwangi. Itu perbedaan karnaval BEC dengan yang lain, kami sangat bangga dengan acara ini,” ujar Bupati Banyuwangi Azwar Anas dalam sambutannya.

Lebih lanjut bupati mengatakan, masyarakat Banyuwangi juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang terus ikut mendukung berbagai festival yang saat ini sangat konsisten dilaksanakan di Banyuwangi.

”Terima kasih kepada bapak Menteri Pariwisata Arief Yahya atas kepeduliannya, perhatiaannya. Sebelum jadi menteri bahkan saat menjadi Direktur Telkom, Bapak Menteri sangat peduli dan terus mendukung Banyuwangi,” kata Bupati Anas.

Sekadar informasi, BEC menghadirkan 160 busana adikarya desainer lokal yang pada tahun ini mengangkat tema Majestic Ijen, yang terinspirasi dari keindahan Gunung Ijen Banyuwangi. Pesona Ijen yang berupa blue fire atau api biru, belerang dan landscape yang mengelilinginya dituangkan dalam kanvas busana nan-megah oleh para desainer lokal kebanggaan daerah.

"Penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival yang mengangkat kebudayaan lokal membuktikan jika BEC menjadi sebuah etalase seni yang patut diapresiasi,” kata Menko Puan saat membuka BEC 2017 disambut dengan tepuk tangan meriah.

Sejak penyelenggaraannya yang pertama BEC konsisten untuk mengangkat kearifan lokal baik tradisi maupun budaya sebagai temanya sekaligus jadi pembeda event ini dengan event serupa di berbagai daerah lainnya.

Dimulai dengan BEC 1 yang mengangkat tema Gandrung, Damarwulan dan Kundaran, lalu BEC 2 dengan re-Barong Using, BEC 3 Kebo-keboan, dan BEC 4 The Mystic Dance of Seblang. Selanjutnya pada BEC 5 mengangkat tema Kemanten Using, BEC 6 The Legend of Sritanjung Sidopekso hingga yang ketujuh masih setia dengan tema berkarakteristik lokal yakni Majestic Ijen.

Busana megah nan-unik itu ditampilkan secara tematik. Ada yang menggambarkan fenomena blue fire dengan busana unik berhiaskan api berwarna biru menyala-nyala yang memukau mata. Ada pula busana yang mengejewantahkan belerang dalam kostum dominasi warna kuning, hingga landscape Ijen yang dirupakan busana berbentuk flora dan fauna yang ada di Gunung Ijen.

“Apa yang telah disuguhkan oleh Banyuwangi ini adalah peneguhan budaya yang terbukti telah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kabupaten ini. Ini juga membuktikan jika Kabupaten The Sunrise of Java ini akan menjadi destinasi andalan Indonesia di masa yang akan datang, dan pariwisata membuktikan bisa mensejahterakan rakyat Indonesia," ujar Puan.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Aastuti mengatakan, BEC merupakan satu dari 72 event Banyuwangi Festival yang digelar oleh Banyuwangi sepanjang tahun ini. Selain sebagai atraksi wisata, BEC juga menjadi sarana mendorong gotong-royong dan partisipasi masyarakat bersama-sama pemerintah dalam membangun Banyuwangi.

“Event ini berdampak kepada membangun kebanggan warga akan daerahnya. Dengan begitu masyarakat akan tergerak untuk ikut memberikan yang terbaik bagi Banyuwangi. Kami sangat salut karena begitu membludak dan ribuan orang hadir ke acara ini, bahkan kami juga mendapatkan kabar dari panitia bahwa pesertanya terus bertambah dari tahun ke tahun hingga dibatasi panitia,” kata Esthy yang juga diamini Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Wawan Gunawan.

Seperti diketahui, BEC sendiri juga telah menjadi batu loncatan bagi para desainer lokal Banyuwangi melangkahkan kiprahnya di jagad nasional. Salah satunya adalah Annisa Feby Chaurina. Berawal dari aktivitasnya membuat kostum BEC, Feby kini telah menjadi desainer berbagai kostum etnik yang memenangkan berbagai penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional.

Feby yang merancang kostum Barong Sunar Udara yang membawa duta Indonesia menjadi pemenang Best National Costume pada perhelatan Miss Supermodel Internasional 2016 di New Delhi, India. Feby juga merancang gaun The Exotica of Gandrung Banyuwangi yang menjadi pemenang TOP 3 Traditional Costume pada ajang pemilihan Putri Indonesia 2016 yang dikenakan oleh Putri Indonesia Jawa Timur.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga ikut bangga dengan acara ini. Kata Menpar dengan digelarnya BEC, maka semakin membuktikan bahwa Banyuwangi sebagai kota festival yang sukses.Yang lebih membanggakan lagi, imbuh Menpar, Banyuwangi telah menyumbang acara lokal terbanyak untuk masuk ke kalender event nasional.

”Ada tiga event yakni BEC, Gandrung Sewu, Tour de Ijen. Prestasi untuk Banyuwangi karena salah satu kota yang paling banyak menyumbang kalender event nasional. BEC sangat bagus, temanya juga bagus. 72 event dalam satu tahun, itu berarti tiap minggu ada festival di Banyuwangi. Pendapatan per kapita di Banyuwangi juga meningkat yang tadinya Rp 14 juta menjadi Rp 41 juta. Ini bukti bahwa Budaya semakin dilestarikan maka semakin mensejahterakan,” kata Menpar Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement