Rabu 08 Nov 2017 12:02 WIB

Menentukan Hari Perkawinan dengan Hitungan Jawa

Rep: Noer Q Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo bersama Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu juga Ibu Iriana Widodo setelah prosesi ijab kabul Kahiyang, Rabu (8/11).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Joko Widodo bersama Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu juga Ibu Iriana Widodo setelah prosesi ijab kabul Kahiyang, Rabu (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernikahan dengan menggunakan adat Jawa memiliki prosesi yang panjang. Sebelum acara, ada penghitungan untuk menentukan kapan pernikahan dilaksanakan.

Penghitungan ini berfungsi untuk memastikan semua rangkaian acara penikahan berjalan dengan baik. Menurut pengamat kebudayaan Jawa, Karsono H Saputra, penghitungan tanggal pernikahan sangat rumit.

"Ada tentu dari (tanggal) kelahiran calon pengantin laki-laki dan perempuan. Itu weton, tapi bukan hanya weton," ujar Karsono saat dihubungi oleh Republika.co.id.

Penghitungan masih harus dikaitkan dengan kalender yang lain, misalnya ada wukuh. "Nah itu agak-agak susah, kemudian nama. Itu banyak sekali yang perlu diperhitungkan," lanjut Karsono.

Pada zaman modern seperti ini, ia mengungkapkan masih ada sebagian masyarakat suku Jawa yang melakukan penghitungan tanggal sebelum menikah. Tapi jika adat ini tidak dilaksanakan pun tidak apa-apa.

"Itu masalah kepercayaan ya. Jadi kalau kepercayaan kan sudah tidak bisa diganggu gugat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement