Selasa 07 Nov 2017 17:46 WIB

Seskab: Pernikahan Putri Jokowi Sederhana, Karpetnya Bekas

Rep: Andrian Saputra/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden RI Jokowi bersama keluarga saat melakukan pemasangan bleketepe, sebuah ritual budaya Jawa di pernikahan Kahiyang
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden RI Jokowi bersama keluarga saat melakukan pemasangan bleketepe, sebuah ritual budaya Jawa di pernikahan Kahiyang

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai pelaksanaan pernikahan putri Presiden Joko Widodo terbilang sederhana.  Pramono tak sepakat dengan pandangan banyak pihak yang menilai acara resepsi pernikahan Kahiyang dan Bobby Afif Nasution berkesan glamor terlebih dengan mengundang ribuan orang ke acara tersebut.

"Seperti disampaikan Presiden betul-betul di kampung dan itu gedungnya milik sendiri padahal Presiden mempunyai hak menikahkan anaknya di Istana. Lihat saja karpetnya bekas, klupas-klupas. Tapi beliau tetap mengambil posisi tetap sederhana," kata Pramono di Solo pada Selasa (7/10).

Pamono juga menilai jumlah undangan yang disebar Jokowi masih relatif wajar. Menurutnya banyak warga yang tak diundang justru ingin menghadiri pernikahan Kahiyang dan Bobby yang akan berlangsung esok hhari.  "Yang datang banyak karena yang tidak dapat undangan pun ribuan. Makannya yang datang ada tukang becak, pengamen, orang jualan pasar ini menunjukan betapa merakyatnya presiden kita," kata dia.

Kendati demikian, Pramono mengatakan Jokowi, tetap menerima kritik dari masyarakat terkait pelaksanaan pernikahan Kahiyang dan Gibran.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengkritik jumlah tamu pernikahan anak Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution yang mencapai 8.000 undangan. Jumlah undangan itu tidak sejalan dengan Surat Edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) nomor 13 tahun 2014 tentang Gerakan Hidup Sederhana.

"Dulu katanya tidak boleh mengundang pejabat lebih dari 400 orang. Katanya dulu revolusi mental, bikin pesta kecil-kecilan saja. Saya mohon maaf ya, saya bukan tidak menghormati adat dan budaya, tapi menurut saya ya sederhana saja," kata Fahri di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement