Selasa 07 Nov 2017 09:19 WIB

Pisang Raja Tuwuhan Bawa Harapan Pengantin Hidup Lurus

Rep: Taufiq Alamsyah/ Red: Indira Rezkisari
Suasana di sekitar kediaman Presiden Joko Widodo menjelang acara Siraman Kahiyang Ayu, Selasa (7/11).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Suasana di sekitar kediaman Presiden Joko Widodo menjelang acara Siraman Kahiyang Ayu, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo sudah memasang bleketepe sebagai penanda dimulainya rangkaian acara pernikahan putrinya Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution. Pemasangan bleketepe mengandung filosofi dan makna yang mendalam.

"Dalam bleketepe itu kita memasang tenda. Di pinggir tenda kita ada padi, tebu warna hitam dan pisang," ujar Kepala Bidang Informasi dan Promosi Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah, Retno Palupi, kepada Republika.co.id.

Tak hanya memasang bleketepe, proses tuwuhan juga dilakukan yaitu memasang tubuh-tumbuhan di depan rumah. Tumbuhan tebu ireng alias tebu berwarna hitam dan memiliki permukaan yang mulus memiliki makna bahwa diharapkan ke depan pengantin menghadapi kehidupan yang lurus, mulus dan mujur.

Sedang pisang yang akan digunakan dalam bleketepe diharuskan pisang raja. Maknanya adalah kedua pengantin akan menjadi pemimpin, orang yang berguna dan keluarga yang mapan. Sedangkan padi agar pasangan pengantin bisa mandiri dan sejahtera.

Setelah pemasangan bleketepe, akan dilaksanakan sesi siraman. Prosesi pemasangan bleketepe dimulai dari penyerahan daun kelapa dari Iriana Jokowi pada suaminya. Kedua putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka beserta Kaesang Pangarep tutut mendampingi kedua orang tuanya dalam prosesi tersebut.

Jokowi dan Iriana juga melaksanakan prosesi tuwuhan yakni memasang sejumlah tumbuh-tumbuhan di depan rumahnya. Tumbuhan yang dipasang diantaranya pisang raja, padi, dan tebu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement