Selasa 07 Nov 2017 07:27 WIB

Jokowi akan Pasang Bleketepe, Ini Maknanya

Rep: Friska Yolandha/ Red: Indira Rezkisari
Suasana mulut gang kediaman Joko Widodo jelang prosesi siraman Kahiyang Ayu, Selasa (7/11).
Foto: Republika/Andrian Saputra
Suasana mulut gang kediaman Joko Widodo jelang prosesi siraman Kahiyang Ayu, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu, akan menggelar rangkaian acara pernikahannya dengan Muhammad Bobby Afif Nasution pada Rabu, 8 November 2017. Sejumlah prosesi adat dilakukan jelang akad nikah putri semata wayang presiden tersebut.

Mantan Pengageng Sasono Wilopo Keraton GKR Wandansari Koes Moetiyah mengatakan, ada sejumlah prosesi adat yang harus diikuti calon pengantin sebelum dilakukannya akad nikah. Salah satunya adalah pemasangan bleketepe atau pasang tarub atau anyaman daun kelapa. Hal ini bermakna untuk meneduhkan acara yang akan digelar.

Prosesi pemasangan bleketepe berasal dari Ki Ageng Tarub, salah satu leluhur kerajaan Mataram. Saat menikahkan anaknya Dewi Nawangsih, Tarub membuat bleketepe untuk dipasang di luar rumah. "Karena rumahnya kecil, jadi dibuat bleketepe supaya tamu yang di luar tidak kepanasan, kalau sekarang seperti tenda," ujar GKR Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng kepada Republika.co.id, Senin (6/11).

Selain itu, bleketepe juga bermakna meneduhkan kehidupan calon pasangan. "Supaya rumah tangganya sejuk," katanya.

Setelah itu, dilakukan prosesi siraman. Siraman bertujuan untuk membersihkan calon pengantin secara lahir dan batin. Calon pengantin kembali bersih sebelum menempuh kehidupan baru bersama pasangan.

Rencananya Kahiyang pagi ini akan melakukan siraman. Setelah itu di malam harinya keluarga Bobby akan menyambangi kediaman Joko Widodo untuk mengikuti prosesi midodareni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement