Sabtu 04 Nov 2017 06:07 WIB

Jock S Berbagi Pengalaman ke Komunitas Penulis Bandung

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Penulis buku
Foto: Dok Mimbar Plus
Penulis buku "Ditolong Allah' Imsyah Rokayah bersama dengan panitia bedah buku dari Komunitas Muslim Indonesia (KMI) Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, Basic pendidikannya adalah sarjana hukum. Bahkan, dia pun berprofesi sebagai pengacara di negeri 'kanguru' Austraslia. Namun, Jock Serong lebih mencintai dunia tulis menulis (novel) yang mengantarkannya menjadi penulis dunia.

Adalah Panitia Ubud Writers Festival (UWRF) yang memfasilitasi Jock Serong untuk datang ke 'kota kembang' Bandung. Di kota ini, mereka menggelar forum diskusi dengan komunitas penulis di Bandung, bertempat di Cafe Bobber, belum lama ini. Dalam diskusi tersebut, UWRF menghadirkan penulis asal Australia yang sudah mendunia yakni Jock Serong.

Menurut Jock, dirinya datang ke Kota Bandung karena ingin bertemu dengan komunitas penulis di Kota Kembang ini. Serta, bercerita dan berbagi pengalaman dengan semua penulis. "Selain sharing, dari diskusi ini kami ingin dapat fit back juga dari komunitas. Jadi, nantinya dua arah," ujar Jock kepada Republika.co.id.

Jock mengatakan, di Australia ia tak punya komunitas yang teroganisir seperti di Indonesia. Jadi, yang ada hanya grup diskusi saja. "Keberadaan komunitas ini, sangat dibutuhkan untuk bertukar pikiran dan saling bertukar pengalaman," katanya.

Saat ditanya tentang minat baca, Jock menilai, di negaranya memang tak banyak buku yang diterbitkan. Namun, banyak orang bercerita dan membagi pengalamannya melalui media lain. Misalnya, blog yang menceritakan pengalaman saat berliburan dan keindahan negaranya.

"Basic saya sebenarnya pengacara. Tapi, saya senang menulis. Saya punya 3 buku yang diterbitkan dan semuanya berbentuk novel," katanya.

Jock mengaku, membuat buku novel ketiga terinsprasi dari Indonesia. Ia, membuat novel yang menggambarkan tentang suatu tempat di Indonesia. Padahal, ia tak pernah datang sekalipun ke Indonesia. Jadi, ia mencari informasi tentang Indonesia dari membaca berbagai artikel.

"Ini, saya pertama kali datang ke Indonesia. Saya sangat takjub. Apalagi Bandung, orangnya ramah dan makanannya enak," kata Jock. Dia mengatakan, Bandung bisa menjadi salah satu inspirasi untuk novel selanjutnya.

Jock pun, berpesan pada semua penulis di Kota Bandung untuk terus menulis. Namun, tak melupakan satu hal penting yang bisa membuat tulisan akan semakin baik. Yakni, meminta teman untuk mengkritik tulisan.

"Harus minta pendapat dari pembaca atau komunitas menulis lainnya. Jadi ada fitback. Karena kadang kamu terkadang sibuk menulis sendiri tapi ga ada masukan dari orang lain," katanya.

Sementara menurut Writers Liaison Coordinator UWRF, Dwi Ermayanthi, diskusi ini merupakan kedua kalinya. Selain di Bandung, kegiatan serupa pernah digelar di Ternate, Luwuk, Padang, Surabaya, dan Aceh. "Kami memang menyasar daerah-daerah yang bagi kami komunitas sastra ada tapi belum terjangkau jauh dari Ubud," katanya.

Dwi mengajak Jock untuk keliling berdiskusi ke berbagai daerah pasca-festival di Ubud. Karena, karyanya yang terakhir settingnya mengambil tempat di Indonesia.

"Novel pertama Jock menang award dan novel ketiga tentang Indonesia. Jadi sangat tepat untuk kami ajak keliling ke daerah-daerah di Indonesia membagi pengalamannya," katanya.

Dwi berharap, dengan menghadirkan penulis yang sudah mendunia seperti Jock, bisa menumbuhkan semangat komunitas dalam menulis. "Harapannya bisa membangkitkan sastra dan kreatifitas di masing-masing daerah. Kami ingin menunjukkan kami ada," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement