Jumat 03 Nov 2017 15:42 WIB

Festival Rakyat Banda 2017 Siap Menyapa Wisatawan

Benteng Belgica di Kepulauan Banda Neira, Maluku Tengah.
Foto: Republika/Dwina Agustin
Benteng Belgica di Kepulauan Banda Neira, Maluku Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA NEIRA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya, terus tiada henti mendorong daerah untuk mempromosikan produk destinasinya. Pada 11 November mendatang, Banda Neira akan menggelar Festival Rakyat Banda 2017.

Agar makin mendunia dan dikenal karena kehebatannya. “Gunakan rumus POSE, lakukan strategi media yang pas! Paid media, Own Media, Social Media dan Endorser!” kata Arief Yahya. 

Dalam mendesain publikasi, Menpar Arief juga menyebut rumus POP yakni Pre event, On event, dan Post event. “50 persen masukkan ke pre event, agar orang datang ke acara! 30 persen on event karena di saat event berlangsung semua media termasuk media sosial sudah ikut mempublikasikan. Sisanya, 20 persen post event untuk menjaga agar event tetap abadi dengan sosial dan economic impactnya,” kata Arief Yahya. 
 
Festival yang berlangsung dari 11 Oktober hingga 11 November tersebut memang dirancang untuk memanjakan wisatawan. Rangkaian acaranya dirancang spektakuler. Aneka hiburannya lengkap. Mulai Karnaval, panggung tari, musik dan teater, bazaar kerajinan tangan dan kuliner, kelas penulisan, sampai dialog sejarah, semua ada.
 
“Silakan datang dan nikmati Banda Neira. Semua sudah disiapkan. Acara Festival Rakyat Banda 2017 ini sangat spektakuler, karena wisatawan akan disuguhi keindahan alam, sejarah serta budaya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Tengah, Salim Sulaiman, Rabu (1/10).
 
Event bertajuk Pesta Rakya Banda 2017 ini mengusung peringatan 350 tahun Perjanjian Breda. Saat itu, Belanda melepaskan wilayah kekuasaannya yang saat ini dikenal sebagai Manhattan Island untuk ditukar dengan Pulau Run di Kepulauan Banda. Misinya hanya satu. Mempertahankan monopolinya atas perdagangan rempah dunia. "Ada story tellingnya. Jadi sekarang kami gabungkan dengan kejayaan Kepulauan Banda yang hampir terlupakan," tambahnya.
 
Baharinya juga sangat oke. Bagi traveller dunia, Banda Neira dikenal sebahgai surga. Spot snorkling dan divingnya banyak. Bahkan 30 titik penyelaman kelas dunia di sana. Terumbu karangnya juga tak kalah kerennya. Panoramanya tak kalah indah dari Raja Ampat di Papua Barat. Itu membuat populasi ikannya banyak. Dari tuna sampai hiu kepala martil ada di sana.
 
“Kalau soal wisata bahari Banda Neira sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Pasti luar biasa,” kata Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata.
 
Wisata daratannya juga tak kalah bagus dengan bahari. Pulau sumber rempah-rempah ini yang kaya akan sejarahnya ini juga banyak memiliki objek wisata di daratannya seperti Tugu Kemerdekaan, Benteng Belgica, dan Lorong Benteng Nassau.
 
"Salah satu kekayaan Banda Neira adalah rempah-rempah. Sejarah peradaban bangsa Indonesia pada masa lalu telah mencatat bahwa rempah telah menjadi bagian penting dalam pembentukan peradaban dunia. Ini salah satu yang ingin kami angkat untuk Pariwisata Indonesia,” tambah Esthy.
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengangkat dua jempol untuk Banda Neira. Dia pun tak ragu mengajak traveller untuk pergi ke Banda Neira, 11 November 2017. 
 
"Silakan eksplore Banda Neira. Even baharinya pasti keren. Semua menghibur, dengan alam laut, budaya serta sejarahnya yang menarik," kata Menpar Arief Yahya mengendors event tersebut. 
 
Bagi Menpar, Maluku punya banyak keistimewaan. Apabila ditambah event-event bagus, impactnya pasti akan luar biasa. "Banda Neira yang berada di Maluku ini sudah dikenal oleh pecinta wisata bahari seluruh dunia. Karenanya seluruh event harus didesain kreatif dengan nuansa pariwisata yang kuat. Kami ingin seluruh event-event tadi mampu mendrive wisatawan untuk berkunjung ke Maluku, termasuk Pesta Rakyat Banda ini. Yang suka alam, budaya dan sejarah, wajib ke sini," ajaknya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement