REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya penggunaan media sosial untuk berinteraksi dengan teman atau menjalankan bisnis melahirkan jasa penjualan follower. Jika membuka media sosial, dengan mudah dapat ditemui akun-akun yang menawarkan jasa menambah follower atau pengikut.
Menanggapi fenomena ini, sosiolog bidang jejaring sosial Roby Muhamad memberikan pandangannya. Menurut Roby, pengguna media sosial merasa lebih keren jika akunnya diikuti banyak orang.
"Zaman sekarang mata uang di dunia media sosial adalah banyaknya perhatian salah satunya dalam bentuk follower. Maka tidak heran jika terbentuk pasar untuk merespons kebutuhan itu," katanya saat ditemui pada Kamis (2/11) di Jakarta.
Munculnya bisnis penjualan follower adalah konsekuensi logis dari aktivitas ekonomi di dunia maya. Misalnya, sebuah akun bisnis atau akun jual beli akan semakin terlihat bonafid jika punya banyak pengikut. Sementara akun individu akan nampak lebih keren jika diikuti oleh banyak follower.
Lalu sehatkah aktivitas jual beli follower? Menurut Roby hal itu sah-sah saja. "Ibaratnya beli follower itu seperti kita beli baju bagus. Kalau kita memakainya kita merasa keren di mata orang-orang," jelas pria yang juga dosen Psikologi Universitas Indonesia ini.