Senin 30 Oct 2017 09:38 WIB

Bandara Silangit Resmi Sandang Status Bandara Internasional

Kawasan hunian untuk wisatawan yang berada di tepi Danau Toba, Pulau Samosir, Sumatra Utara.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Kawasan hunian untuk wisatawan yang berada di tepi Danau Toba, Pulau Samosir, Sumatra Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SILANGIT - Hari bersejarah itu benar-benar tiba, 28 Oktober 2017. Rakyat Indonesia sedang memperingati Hari Sumpah Pemuda. Citilink Indonesia menjadikan momentum penuh sejarah itu untuk membuat sejarah baru di sektor pariwisata di Danau Toba. 

Citilink terbang perdana dari Halim Perdana Kusumah ke Silangit Danau Toba. Menpar Arief Yahya menyebut ini sebagai kelengkapan akses dalam pengembangan desinasi prioritas Danau Toba. Bandar Udara Silangit yang menjadi gerbang masuk Danau Toba melalui jalur udara ini secara sempurna menyandang status Bandara Internasional. 
 
Ini setelah penerbangan internasional Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA8510 dari Singapura, mendarat mulus di runway Bandara Silangit, Sabtu (28/10). Lepas landas dari Bandara Changi pukul 12.55 waktu setempat, pesawat Explore Jet Bombardier CRJ-1000 berkapasitas 96 penumpang itu tiba di Silangit pada pukul 13.10 WIB. 
 
Hadir menyambut penerbangan bersejarah tersebut, Menko Bidang Kemaritiman Binsar Luhut Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Sumatera Utara serta didampingi Direktur Badan Otorita Danau Toba Arie Prasetyo, Director of Engineering & Operatot Angkasapura II Joko Muratmodjo serta Direktur Kargo Garuda Indonesia Sigit Muhartono.  
 
Pedagang souvenir khas Danau Toba melayani wisatawan di Desa Wiata Tomok, Samosir, Sumatra Utara, Senin (22/8).
 
Luhut dan Arief Yahya memberikan Ulos sebagai tanda selamat datang kepada para penumpang penerbangan perdana Singapura-Silangit setelah sebelumnya lebih dulu disambut Tarian Tortor. 
 
Luhut mengatakan penerbangan ini tentunya akan memudahkan akses wisatawan internasional menuju objek wisata Danau Toba. Sekaligus mengembangkan wilayah tersebut sebagai tujuan wisata internasional. Ia pun optimis perkembangan wisata Danau Toba akan semakin meningkat. 
 
"Penerbangan ini sangat menarik. Wisatawan internasional dari Singapura hanya butuh 50 menit," ujar Luhut. 
 
Dengan semakin mudahnya wisatawan datang, tentu akan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Untuk itu ia berpesan kepada pemerintah provinsi dan daerah untuk terus kompak dalam membangun Sumatera Utara, khususnya Danau Toba. 
  
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan banyak orang yang tidak pernah membayangkan sebelumnya jika kawasan Danau Toba bisa memiliki Bandara Internasional. 
 
"It's happening. Sekarang wisatawan dan masyarakat dapat menikmati sensasi penerbangan langsung antara Singapura dan Silangit yang hanya memakan waktu lebih kurang 55 menit. Kita akan semakin sadar bahwa ternyata kawasan Danau Toba yang indah ini tidak jauh dari Singapura," ujar Arief Yahya. 
 
Ia menjelaskan, Danau Toba sudah dicanangkan sebagai salah satu dari 10 Destinasi Prioritas dengan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 1 juta di tahun 2019. Untuk mencapai angka tersebut, kebutuhan bandara internasional di Danau Toba sangat penting. 
 
"Hal ini sebagaimana telah disampaikan Presiden Jokowi sebelumnya, sebuah destinasi pariwisata kelas dunia membutuhkan bandara internasional," ujar Menpar. 
 
Sejak ditetapkan sebagai bandara internasional pada 8 September 2017, kesiapan bandara ini memang langsung menjadi fokus pemerintah. Bandara Silangit melalui Angkasa Pura II dan AirNav Indonesia telah melakukan berbagai pembenahan dalam beberapa bulan terakhir. 
 
Sampai saat ini, runway bandara sudah memiliki panjang 2650x30 meter dengan nilai PCN (kekerasan landasan) sebesar 40, dan akan ditingkatkan menjadi 52 pada Maret 52 pada Maret 2018. Di akhir tahun 2017 runway Bandara Internasional Silangit juga akan memiliki lebar 45 meter. 
 
"Sehingga dapat mengakomodasi pesawat narrow body sekelas Airbus A320 dan Boeing 737-800," ujar Arief Yahya. 
 
Sebagai Bandara Internasional, Bandara Silangit saat ini telah dilengkapi dengan fasilitas CIQ (Custom, Immigration, Quarantine). Kementerian Keuangan melalui Ditjen Bea Cukai telah menetapkan area kepabeanan di Bandara Silangit, Kementerian Hukum dan HAM melalui Ditjen Imigrasi telah menetapkan Bandara Silangit sebagai tempat pemeriksaan imigrasi (TPI). 
 
Demikian juga dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah melengkapi Bandara Silangit dengan fasilitas karantina yang sudah beroperasi mulai tanggal 28 Oktober 2017.
 
Untuk meningkatkan palayanan terhadap pengguna, Bandara Internasional Silangit saat ini juga sudah dilengkapi dengan fitur digital. Fitur smart airport ini sudah terpasang dan beroperasi diantaranya akses internet wifi gratis, display skedul bis dan penerbangan, e-payment, bus ticketing vending machine, tourism info e-kiosk, self check-in, dan fitur digital lainnya.
 
 
“Bandara Internasional Silangit ini walaupun kelasnya medium airport tetapi sudah memiliki fasilitas yang lengkap serta termasuk kategori smart airport. Semoga Bandara Silangit akan menjadi pintu gerbang yang nyaman bagi  kedatangan wisatawan mancanegara ke Danau Toba,” ujar Menpar.(*)
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement