Sabtu 28 Oct 2017 13:54 WIB

Wisman Singapura Berburu Paket Wisata Batam-Bintan

Wisata Pantai di Pulau Bintan.
Foto: indonesia.travel
Wisata Pantai di Pulau Bintan.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Program insentif untuk charter flight dan paket wonderful Indonesia (PWI) terpadu Batam-Bintan disambut baik publik Singapura. Ratusan buyers potensial langsung menyerbu puluhan booth Wonderful Indonesia saat berpromosi di ajang ITB Asia 2017. Mereka kompak hunting destinasi yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.

"Sudah tiga tahun saya ikut ITB Asia. Dua tahun pertama sangat sepi. Nyaris tidak ada yang mampir ke meja kami. Tapi di tahun ketiga di 2017 ini, saya sangat kewalahan. Setiap 15 menit selalu ada appointment dengan buyers. Dua hari saja sudah ada 40 lebih buyers yang harus dilayani. Ini luar biasa,” ucap Anddy Fong, Chairman Nongsa Sensation Batam Island, Kamis (26/10).
 
Paket PWI Terpadu Batam dan Bintan dinilai jadi booster ampuh dalam mendrive wisman ke Indonesia. Industri digandeng jualan paket bersama. Promosi bersama. Dan semuanya, difokuskan saat weekdays. Hasilnya? Harga turun jauh. Paketnya pun terlihat menarik. Dari mulai ferry, hotel, resort, golf, spa, restoran, entertainment, semuanya jadi makin bergairah lantaran wisman baru terus bermunculan. 
 
“Ditambah lagi Desember nanti ada direct flight dari Korea ke Batam. Ini ada subsidi juga. Prediksi saya, ratusan ribu wisman Korea akan masuk ke Batam pada 2018 mendatang,” kata dia.
 
Christine Besinga, coodinator Paket PWI Terpadu ikut mengamini. Saat ini, industri Batam – Bintan dinilai makin bergairah. Bahkan gairahnya sudah mulai menular ke Singapura dan Johor Bahru Malaysia. Dua wilayah negeri tetangga tadi, saat ini sudah ikutan menjual paket PWI Terpadu dengan berkolaborasi dengan industri di Indonesia. 
 
“Sudah ada 82 industri yang bergabung. Hotel, restoran, golf course, spa, hotel sampai travel ikutan join. Sekarang semuanya sudah mengcreate 250 paket. Semuanya di-bundling dengan jasa layanan ferry dan lifestyle supplier,” kata Christine.
 
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana langsung sumringah. Menurutnya, realita tadi kian mendekatkan mimpi menggapai 15 juta wisman di 2017. “Kalau melihat statistiknya sih saya sangat optimistis,” ujar Pitana.
 
Dasarnya tentu ada. Dari data Pusdatin Kemenpar, kunjungan wisman ke Indonesia sudah tumbuh 24 persen. Periode Januari-Juli 2017 angkanya sudah menyentuh 7,8 juta wisman. Itu artinya, setengah jalan dari target 15 juta kunjungan wisman  di 2017 sudah tercapai. “Periode Januari-Juli 2017 angkanya sudah melewati 7 persen dari target. Tapi kami masih harus bekerja keras mengejar target 2017,” kata dia.
  
“Sekarang Kementerian Keuangan makin supporting pariwisata. Mereka baru saja mengeluarkan kebijakan yang memperbolehkan Kementerian Pariwisata memberikan cash insentives ke sektor swasta. Sebelum ini, pemerintah hanya diperbolehkan memberikan supporting ke private sector lewat program-program,” kata dia.
 
Cash insentive yang diberikan sangat menarik. Jumlahnya mencapai 10–20 dolar AS per pax. Insentif sebesar itu hanya bisa diberikan kepada charter airlines yang membuka rute baru ke Indonesia. “Syaratnya penumpang menginap minimal empat malam di Indonesia. Selain itu rutenya juga harus baru dan harus charter flight,” urainya. 
 
Sejauh ini, sudah ada dua maskapai yang diberikan insentif ini. Yang pertama Citilink. Satunya lagi Sriwijaya. “Targetnya tentu inbound,” ucapnya.
 
Booster lainnya datang dari improvement di destinasi. Belitung misalnya. Destinasi yang sedang dikembangkan menjadi ’10 Bali Baru’ itu sekarang sudah memiliki bandara level internasional. Setelah Belitung, Bandara Silangit di Danau Toba juga bakal naik kelas ke level internasional pada 28 Oktober 2017.  
 
“Jetstar juga berencana membuka penerbangan Australia ke Lombok. Sementara Lion Air berencana membuka jalur penerbangan ke empat kota di India ke Bali. Korean Air bahkan sudah mulai charter service dari Seoul ke Lombok. Sementara Sriwijaya sudah start terbang dari Singapura ke Belitung,” kata Pitana.
 

sumber : kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement